Page 23 - Penuntun Praktikum Elektronik
P. 23
c. Dasar Teori
Senyawa karbon(C) bisa dijumpai pada makanan yang kita konsumsi
sehari-hari. Senyawa karbon ini secara umum terdapat pada makanan
yang mengandung protein dan lemak. Untuk mendeteksi keberadaan
atom karbon pada makanan ini sebenarnya cukup mudah yakni dengan
membakar makanan. Apabila makanan berubah menjadi hitam atau arang
maka hal tersebut membuktikan makanan mengandung karbon.
Dari data Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan
Provinsi Riau tahun 2019, Provinsi Riau merupakan salah satu produsen
utama sagu di Indonesia.
Menurut Flach (1983) pati sagu mengandung amilosa 27 persen dan
amilopektin 73 persen. Pada umumnya bahan pangan yang dikeringkan
akan mengalami perubahan warna menjadi coklat. Perubahan tersebut
disebabkan oleh reaksi pencoklatan non-enzimatis (non-enzymatic
browning) yaitu reaksi karamelisasi dan reaksi maillard. Menurut
Winarno et al(1980), reaksi pencoklatan banyak disebabkan oleh reaksi
antara asam organik atau asam amino dengan gula pereduksi dimana
reaksi ini dapat menurunkan nilai gizi protein yang terdapat dalam bahan
pangan.
Tepung Sagu mengandung energi sebesar 209 kilokalori, protein 0,3
gram, karbohidrat 51,6 gram, lemak 0,2 gram, kalsium 27 miligram,
fosfor 13 miligram, dan zat besi 0,6 miligram. Selain itu di dalam Tepung
Sagu juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0,01
miligram dan vitamin C 0 miligram. Hasil tersebut didapat dari
melakukan penelitian terhadap 100 gram Tepung Sagu, dengan jumlah
yang dapat dimakan sebanyak 100 %.
10