Page 3 - Modul Pengembangan Pangan Fungsional
P. 3

memberikan manfaat bagi kesehatan, di luar manfaat yang diberikan oleh zat-zat gizi

                   yang terkandung di dalamnya. (Astawan, 2011).
                          Definisi pangan fungsional menurut Badan POM adalah pangan yang secara

                   alamiah  maupun  telah  melalui  proses,  mengandung  satu  atau  lebih  senyawa  yang
                   berdasarkan kajian-kajian ilmiah dianggap mempunyai fungsi-fungsi fisiologis tertentu

                   yang  bermanfaat  bagi  kesehatan.  Serta  dikonsumsi  sebagaimana  layaknya  makanan
                   atau minuman, mempunyai karakteristik sensori berupa penampakan, warna, tekstur

                   dan  cita  rasa  yang  dapat  diterima  oleh  konsumen.  Selain  tidak  memberikan  kontra

                   indikasi dan tidak memberi efek samping pada  jumlah penggunaan yang dianjurkan
                   terhadap metabolisme zat gizi lainnya. Dari beberapa definisi yang telah diuraikan di

                   atas dapatlah dikatakan bahwa pada dasarnya pangan fungsional adalah pangan yang

                   karena kandungan komponen aktifnya diluar kandungan zat gizinya dapat memberikan
                   manfaat  bagi  kesehatan,  merupakan  bagian  dari  diet  sehari-hari  dan  memiliki  sifat

                   sensoris yang dapat diterima.
                          Pangan fungsional adalah makanan dan bahan pangan yang dapat memberikan

                   manfaat tambahan di samping fungsi gizi dasar pangan tersebut dalam suatu kelompok
                   masyarakat tertentu. Pangan fungsional dimungkinkan memiliki sifat fungsional untuk

                   seluruh populasi atau kelompok khusus yang didefinisikan secara jelas sebagai contoh

                   khusus untuk usia tertentu atau untuk golongan yang memiliki sifat genetik tertentu.
                   Selain itu, pangan fungsional juga mencakup produk yang dibuat secara khusus untuk

                   meningkatkan penampilan fisik maupun kognitif (Saragih, 2014).


                   B. Regulasi Pangan Fungsional
                          Saat ini belum ada peraturan, regulasi atau Standar Nasional Indonesia (SNI)

                   yang  mengatur  tentang  pengembangan  pangan  fungsional  di  Indonesia.  Indonesia

                   melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), pernah mempunyai Peraturan
                   Kepala  BPOM  Nomor  HK  00.05.52.0685  tentang  Ketentuan  Pokok  Pengawasan

                   Pangan  Fungsional  yang  kemudian  dicabut  dan  digantikan  oleh  Peraturan  Kepala

                   BPOM Nomor 13 tahun 2016 tentang Pengawasan Klaim Pada Label dan Iklan Pangan
                   Olahan.  Kekosongan  kebijakan  ini  perlu  dilengkapai  agar  tidak  menghambat

                   pengembangan pangan fungsional di Indonesia.








                                                                                                     2
   1   2   3   4   5   6   7   8