Page 61 - MAM Juli
P. 61

ROMANTIKA
                                                                               TUKANG LEDENG

                                                  Cuci Piring, Minum Teh


                                                         dari Keran yang Sama



                                                   beasiswa S2 dari Agence francaise de Development (AfD)
                                                   yang saya ikuti tahun 2018 lalu mengantar saya pada
                                                   kehidupan serba mandiri di Montpellier, sebuah kota
                                                   pelajar di Prancis Utara.


                                             saat pulang dari kampus. Minum      saya cuci tangan, cuci piring, dan
                                                                                    Terkadang saya baru sadar bahwa
                                             teh hangat sangat signifikan untuk
                                  IlUSTRASI: AhMAD zAzIlI  mengusir penat setelah seharian   membuat teh hangat dari keran yang
                                                                                 sama, suatu hal yang saat ini masih
                                             bekerja atau duduk menyerap
                                             pelajaran. Kegiatan belajar cukup
                                             padat, setiap hari Senin-Jumat      mustahil dilakukan di Tanah Air.
                                                                                    Sisi menarik lainnya, ada sesuatu
                                             berangkat pukul 08.15 dan kembali   yang terasa tidak biasa terjadi di sini
                                             sampai tempat tinggal pukul 18.00.   terutama di saat musim panas. Saya
                                                Berbeda dengan membuat           biasa makan malam setelah salat
              inggal di Prancis mengingatkan   kopi yang harus menggunakan air   magrib, antara pukul 18.00-19.00.
              saya pada lirik lagunya Caca   mendidih, saya biasa membuat teh    Nah, di sini, pukul 18.00 saat musim
          THandika pada akhir era 90-        dari air panas yang tak mendidih    panas situasinya masih seperti jam
          an yang bunyinya, “masak, masak    seperti kalau kita bikin teh dari   15.00 WIB kalau di Surabaya. Karena,
          sendiri, cuci baju sendiri…” Kami   termos. Meski tersedia water       posisi matahari saat itu adalah pada
          diberi tempat tinggal yang dilengkapi   heater elektrik, cara mudah dan   ketinggian waktu masuk salat ashar.
          dengan dapur dan alat-alat masak,   praktis untuk membuat satu poci    Jadilah saya “makan malam” saat
          sehingga tetap bisa masak sesuai   teh hangat di sini bagi saya cukup   matahari masih bersinar cerah karena
          selera.                            membuka keran air di wastafel yang   matahari terbenam pukul 21.20.
            Kebiasaan yang tidak bisa saya   menyediakan air panas dan dingin.
          hilangkan adalah minum teh hangat   Cukup buka keran air panas sekitar                        Wafiyuddin
          saat pulang kerja. Tetapi di sana,   15-20 detik, sudah tersedia air panas   Manajer Pengendalian Kehilangan Air
          jadwal minum teh berubah menjadi   yang siap dituangkan ke dalam poci.                PDAM Surya Sembada




































                                                                                                Air Minum  286 | Juli 2019  59
   56   57   58   59   60   61   62   63   64