Page 53 - LAPORAN OPTIMALISASI SISTEM GOVERNOR
P. 53

3                        3084                          3045
                                   4                        3112                          3060
                                   5                        3140                          3075
                                   6                        3168                          3090
                                  7.5                       3210                         3112.5
                                  10                                                      3150
                           Tabel 14. Setpoint RPM untuk Mencapai Target Daya Keluaran Sebelum dan Sesudah
                                                            Modifikasi

                        Sebagai contoh kasus, untuk memproduksi daya gross keluaran sebesar 6 MW, droop 7%
                        (dengan max load 7.5 MW) membutuhkan perintah speed setpoint di 3168 rpm, sedangkan
                        droop 5% (dengan max load 10 MW) hanya membutuhkan speed setpoint di 3090 rpm.
                        Apabila tiba-tiba terjadi gangguan jaringan sehingga menyebabkan Tie Breaker 20 kV
                        Open/Trip, maka beban sebesar + 5 MW akan hilang sehingga mengakibatkan naiknya rpm
                        turbine generator. Dalam kondisi detik pertama tersebut, kemungkinan sinyal Tie Breaker
                        20 kV Open belum sampai ke Woodward 505 (karena pengkabelan tidak direct, gambar 10),
                        maka Woodward 505 masih dalam mode Load Control sehingga mengikuti speed setpoint
                        3168 (saat droop 7%, max load 7.5 MW) atau 3090 (saat droop 5%, max load 10 MW).
                        Setpoint 3168 rpm tersebut tentunya lebih mendekati over speed dibandingkan setpoint
                        3090 rpm. Maka dengan droop yang lebih kecil diharapkan dapat mengurangi kenaikan
                        speed turbine saat transisi dari Baseload ke Isochronous.

               II.2.9  Penambahan Fasilitas Valve Limiter pada DCS
                        Penambahan   fasilitas   di   antar   muka   DCS   berupa   Valve   Limiter   dilakukan   untuk
                        mempermudah  akses  operator  tanpa  harus  mengakses  Woodward 505. Valve  Limiter
                        berfungsi sebagai pembatas agar perintah Woodward 505 ke CPC II tidak melebihi perintah
                        Valve   Limiter   tersebut.   Dengan   diaplikasikannya   pembatas   ini,   dapat   berfungsi   untuk
                        beberapa hal,
                        a.    Stabilisasi daya keluaran saat terjadi osilasi frekuensi dan beban pada jaringan.
                        b.    Pembatasan   daya   keluaran   100%   Maximum   Continuous   Rating   (MCR)   sehingga
                              apabila terjadi gangguan jaringan berupa under frequency, maka unit tidak akan
                              memproduksi daya keluaran diatas nilai batasan tersebut (7.5 MW).

                        Berikut adalah penambahan tatap muka DCS berupa Limiter Up, Limiter Down, Valve
                        Setpoint (%), dan Valve Demand (%). Valve Setpoint & Valve Demand masih belum dapat
                        menyamai nilai actual di Woodward 505. Sehingga membutuhkan perbaikan pada sinyal
                        tersebut.

















                              Gambar 49. Antar muka Limiter Up & Limiter Down, Valve Demand & Setpoint.




                                                                                                            26
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58