Page 154 - Perlindungan Hak Atas Tanah Masyarakat Hukum Adat
P. 154

dipersamakan dengan hak milik yang sering disebut sebagai “hak milik adat”.

                Pemberian hak-hak perorangan atas tanah yang dibebankan atas Hak
            tanah adat atau ulayat, oleh Ter Haar dilihat sebagai suatu perbuatan hukum
            sepihak  dari  masyarakat terhadap  hak  ulayatnya. Perbuatan  sepihak  itu
            dilihatnya sebagai memberi hak perorangan atas tanah ulayat yang dihisap
            dari hak ulayat. Oleh karenanya perbuatan itu dilihat sebagai perbuatan
            mengalihkan hak, suatu “transaksi” hak atas tanah, yaitu hak ulayat ke hak
            perorangan, dengan istilahnya Ter Haar itu disebut sebagai grondtransktie .
                                                                          167
                Untuk melaksanakan hak memakai dan memanfaatkan tanah ulayat,
            hak-hak perorangan yang membebani tanah ulayat tetap tunduk pada asas
            hukum tanah adat yang pertama dan utama yaitu: “di dalam pemakaian dan
            pemanfaatan tanah ulayat atas dasar perorangan, kekuasaan masyarakat yang
            bersumber pada hak ulayatnya tidak hilang atau tersisihkan oleh hak-hak
            perorangan yang membebaninya. Segala macam hak perorangan atas tanah
            ulayat tetap hanya menampung di atas hak ulayat” dengan asas ini berarti
            bahwa setiap macam hak perorangan yang ada di atas tanah ulayat, tetap berada
            dalam pengaruh dan pengawasan masyarakat sebagai pelaksanaan hak ulayat.
            Dengan demikian setiap waktu masyarakat dapat mencampuri dalam urusan
            pemakaian dan pemanfaatan hak perorangan oleh yang bersangkutan ada hal-
            hal yang tidak sesuai atau berlawanan dengan prinsip-prinsip pemberian hak
            perorangan tersebut.

                Dalam sistem hukum adat, hak-hak pemakai dan pemanfaatan atas tanah
            ulayat ada bermacam-macam. Berdasar pada pemakaian atas pemanfaatan,
            ada hak-hak sebagai berikut:  168
            (1)  Hak kampung dan halaman
            (2)  Hak sawah, ladang atau empang

            (3)  Hak hutan
            (4)  Hak mengambil hasil
            (5)  Hak tanah kuburan

            (6)  Hak tanah lapang

                167   Moh Koesno, Op Cit, hal.128
                168   Ibid, hal 77

                                           137
   149   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159