Page 61 - Perspektif Agraria Kritis
P. 61

Perspektif Agraria Kritis




              hubungan produksi dan distribusi surplus yang setara, serta
              ekosistem yang lestari.

                                          ***

                     Upaya  penulis  mengonstruksikan   perspektif  agraria
              kritis  dalam  pengertian  di  atas,  sebagaimana  dicoba  dalam
              buku  ini,  barulah  sebuah  langkah  rintisan  yang  masih  amat
              dini. Lagi pula, sesuai tujuannya, buku ini “hanyalah” sebuah
              karya  pengantar  sederhana  yang  ditulis  dalam  bahasa  yang
              diusahakan semudah mungkin. Oleh karena itu, apa yang akan
              pembaca temukan di dalam buku ini bukanlah perdebatan dan
              diskusi teoritis pada tingkat lanjutan, melainkan uraian yang
              langsung  berkutat  pada  definisi  konsep  dan  teori  dasar
              (terutama pada bab pertama) serta bagaimana penerapannya
              pada beberapa kasus terpilih (pada bab-bab selanjutnya).
                     Buku pengantar yang sederhana ini penulis harapkan
              dapat  bermanfaat  bagi  para  mahasiswa,  penggerak  sosial,
              pelaku  kebijakan,  maupun  khalayak  pada  umumnya  yang
              mengkaji  atau  tertarik  atau  bahkan  berprofesi  di  bidang-
              bidang  yang  berkaitan  dengan  pengurusan  sumber-sumber
              agraria  dalam  segenap  aspeknya:  sosial,  ekonomi,  politik,
              hukum  dan  sebagainya.  Meskipun  bertitik  tolak  dari  kajian
              sosial  dan  ekonomi  politik,  namun  buku  ini—melalui
              “pendekatan agraria kritis” yang ia tawarkan (beserta contoh-
              contoh  penerapannya)—sangat  penulis  harapkan  dapat
              memicu,  dan  sekaligus  memacu,  perbincangan  produktif
              yang akan memperkaya pemikiran dan wawasan semua pihak
              dari berbagai latar belakang profesi dan disiplin ilmu. Dengan
              demikian,  wawasan  maupun  sensitivitas  keagrariaan  akan
              dapat  terus  ditumbuhkembangkan—suatu  syarat  yang
              niscaya  bagi  terwujudnya  “melek  agraria”  dan  juga  “peduli
              agraria” di antara segenap warga bangsa.





                                           lx
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66