Page 55 - Seluk Beluk Masalah Agraria
P. 55
Gunawan Wiradi
Gambaran di atas akan lebih jelas kalau kita cermati data
pada Tabel 1.9 di bawah ini yang membandingkan perubahan
penguasaan tanah dalam kurun waktu 10 tahun di sejumlah
desa. Secara umum, hampir di semua desa yang disurvei 30%
atau lebih rumahtangga tidak memiliki sawah, sedangkan
kurang dari 20% rumahtangga memiliki separuh atau lebih
dari keseluruhan luas sawah milik yang ada. Gambaran ini
serupa dengan apa yang dijumpai para peneliti lain, misalnya
4
5
Kano dan Siahaan yang berturut-turut melakukan penelitian
secara terpisah di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Tabel 1.9. Persentase Rumahtangga Pemilik Sawah dan
Perubahannya Selama 10 Tahun Menurut Golongan Luas Sawah Milik
di Jawa dan di Sulawesi Selatan, 1982
1970/70 1980/81 Perubahan
luas yang
Luas Pemilikan (ha) Rumahtangga Luas Rumahtangga Luas
dimiliki
(RT) (%) (RT) (%) (%) (%) (%)
JAWA BARAT
Sentul
0 6 5 - 33 30 - -
0,01-0,249 7 6 6 17 16 23 17
0,25-0,499 46 40 42 19 17 25 -17
0,50-0,999 39 34 36 29 27 38 2
1,00-1,999 15 13 14 10 9 13 -1
2,00-4,999 2 2 2 1 1 1 -1
5,00+ 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 115 100 109 100 100 100 0
Rata-rata Per RT (ha) 0,50 0,38
Mariuk
0 53 33 0 82 70 0 -
0,01-0,249 12 7 11 1 1 3 -8
0,25-0,499 19 12 18 7 6 20 2
0,50-0,999 24 15 22 6 5 17 -5
1,00-1,999 25 16 23 10 9 29 6
4 Lihat, Hiroyoshi Kano (1971), “Pemilikan Tanah dan Differensiasi
Masyarakat Desa: Kasus di Suatu Desa di Malang Selatan,” Maka-
lah Seminar LEKNAS/LIPI, Stensilan.
5 Lihat, Hotman Siahaan (1977), Pemilikan dan Penguasaan Tanah. Adopsi
Teknologi Pertanian Modern dan Disparitas Pendapatan di Daerah Pe-
desaan. Lembaga Studi Kawasan dan Pedesaan UGM.
18