Page 61 - MODUL PERKULIAHAN KONSEP DASAR PKN SD
P. 61

parlementer  dan  sistem  pemerintahan  presidensial.  Dalam  UUD  1945,

                      karakteristik  sistem  pemerintahan  presidensial  lebih  dominan,  sehingga  yang
                      digunakan dalam UUD 1945 RIS adalah Sistem Pemerintahan Semi Presidensial.

                      Karakteristik sistem pemerintahan presidensial lainnya dalam UUD 1945 selain

                      yang  dikemukakan  oleh  Soepomo  dan  Soekiman  yang  kemudian  diatur  dalam
                      UUD 1945, adalah bahwa kekuasaan membentuk undang-undang dipegang oleh

                      Presiden,  dengan  persetujuan  DPR,  berbagai  kewenangan  Presiden  sebagai

                      kepala pemerintahan  dan kepala negara.
                                            1
                         Disimpulkan bahwa undang-undang di sahkan pada tanggal 18 Agustus 1945

                      oleh  PPKI.  Undang-undang  periode  18  Agustus  1945  menganut  sistem
                      presidensial  tetapi  di  karenakan  negara  Indonesia  baru  saja  terbentuk,maka

                      tidak  semua  urusan  dapat  dilakukan  menurut  konstitusi  karena  bisa  terlihat

                      bahwa  undang-undang  dasar  belum  di  tegakkan  secara  konsisten  di  sistem
                      ketatanegaraan.



                   2)  Konstitusi Republik Indonesia Serikat Periode 27 Desember 1949 sampai
                       dengan 17 Agustus 1950

                          Konstitusi RIS merupakan Undang-Undang Dasar yang disusun oleh bangsa
                       Indonesia,  sebagaimana  kesepakatan  antara  RI  dengan  pemerintah  Belanda

                       berdasarkan Pasal 5 ayat (1) Persetujuan Linggarjati. Penyusunan konstitusi RIS

                       hanya dilakukan RI dan BFO, yang pembahasan bersama antara keduanya telah
                       dimulai  sejak  Konferensi  Inter  Indonesia  (KII),  dan  dilanjutkan  ketika

                       perundingan  Konferensi  Meja  Bundar  (KMB),  ketika  pada  tanggal  29  Oktober

                       1949 naskah konstitusi RIS rampung dan diparaf di Scheveningen oleh RI dan
                       wakil-wakil BFO yang hadir dalam KMB.

                          Dalam  rapat  pleno  KNIP  tanggal  5  Desember  1949,  Presiden  Sukarno

                       menyampaikan pidato pembukaannya, yang meminta agar putusan sidang KNIP
                       adalah menerima atau tidak hasil-hasil KMB; akan tetapi jika hasil KMB ditolak,

                       maka Presiden menyatakan dengan tegas bahwa beliau tidak dapat mengetahui

                       apa yang akan terjadi. RUU hasil KIMB usulan pemerintah akhirnya di ratifikasi
                       pada sidang Pleno KNIP tanggal 13 Desember 194, dengan 226 suara menerima

                       dan 62 suara Menolak. Kedua RUU yang diajukan pemerintah tersebut menjadi



                                                                             BAB 3 KONSTITUSI NEGARA | 55
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66