Page 23 - ebook-seni-budaya-ornamen-rumah-adat-mamuju-sub
P. 23
tersebut berganti nama menjadi Pue’ Kali. Pengaruh agama Islam di kerajaan
Mamuju menjadikan seluruh hukum adat berdasarkan hukum Islam, hal tersebut
menjadi salah satu faktor mengapa ornamen rumah adat Mamuju tidak ada jenis
fauna.
3. Analisis Warna
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di lapangan, ornamen dan
rumah adat Mamuju hanya memiliki satu warna yaitu warna coklat tua, sedangkan
jika diamati dan dianalisis lebih dalam, budaya Mamuju identik dengan warna
kuning sebagai simbol adat. Seperti contohnya Awo’ Ada’, Awo’ Ada’ ialah bambu
kuning sebagai bahan baku yang digunakan dalam kegiatan adat, dibuat menjadi
Kalisi (anyaman bambu kuning), Awo’ Ada’ juga merupakan bahan utama
pembuatan banguanan baruga, Awo’ Ada’ selalu ada dalam upacara adat Mamuju,
mulai dari tradisi Ma Baruga, Ma Baruga zaman dahulu tradisi musyawarah yang
dilakukan oleh pemangku adat, upacara adat dan pernikahan. Berdasarkan
fungsinya rumah adat ialah tempat berlangsung kegiatan upacara adat, pertemuan
atau musyawarah, sebagai simbolik adat dan status sosial (Ketut Wiradyana, 2010,
133). Selain itu beberapa benda pusaka kerajaan Mamuju identik dengan warna
kuning, warna kuning di kerajaan Mamuju sebagai penanda simbol pengikat akan
adanya pengaruh dan hubungan kerajaan Mamuju dengan kerajaan Hindu tertua di
Indonesia seperti contohnya kerajaan Badung di Bali dan kerajaan Kutai di
Kalimantan Timur. Hubungan kerajaan Mamuju dengan kerajaan Hindu tertua di
Indonesia terjadi sebelum keturunan kerajaan Balanipa diangkat menjadi raja di
kerajaan Mamuju.
Berdasarkan pemaparan analisis konsep desain, bentuk, dan warna ornamen
rumah adat Mamuju di atas, diperoleh kesimpulan sementara, bahwa penggunaan
16