Page 16 - 2011021021_E-book Bahan Ajar
P. 16
Biologi kelas X KD 3.7 Jamur
B. PERKEMBANGBIAKAN JAMUR
Reproduksi jamur terbagi atas dua, yaitu uniseluler(besel tunggal) dan multiseluler), nah
keduanya ini memiliki cara berkembang biak yang berbeda.
Jamur uniseluler berkembangbiak secara aseksual dengan membentuk tunas, dan secara seksual
dengan membentuk spora askus. Sedangkan jamur multiseluler yang terbentuk dari rangkaian
sel membentukbenang seperti kapas, yang disebut benang hifa. Dalam perkembangbiakkannya
secara aseksual ia memutuskan benang hifa (fragmentasi), membentuk spora aseksual yaitu
zoospora, endospora, dan konidia. Secara seksual melalui pelebuan anatara inti jantan dan inti
bentina sehingga terbentuk spora askus atau spora sidium.
Zoospora atau spora kembara adalah spoa yang dapat bergerak di dalam air dengan
menggunakan flagela. Jadi jamur penghasil zoospora biasanya hidup di lingkungan yang
lembab atau berair.
Endospora adalah spoa yang dihasilkan oleh sel dan spora tetap tinggal di dalam sel
tesebut, hingga kondisi memungkinkan untuk tumbuh.
Spora askus atau askospora adalah spora yang dihasilkan melalui perkawinan jamur
ascomycota. Askospora terdapat dalam askus, biasanya berjumlah 8 spora. Spora yang
dihasilkan dari perkawinan kelompok jamur Basidimycota disebut basidispora.
Basidispoa terdapat di dalam basidium, dan biasanya berjumlah empat spora.
Konidia adalah spora yang dihasilkan dengan jalan membentuk sekat melintang pada
ujung hifa atau dengan diferensiasi hingga terbentuk banyak konidia. Jika telah masak
konidia paling ujung dapat melepaskan diri.
Reproduksi jamur unseluler:
Aseksual(Membentuk tunas, membentuk spora)
Seksual(membentuk spora askus)
Reproduksi jamur multiseluler:
Aseksual(Fragmentasi, zoospoa, konidia)
Seksual(Inti jantan dan inti betina bertemu, akhirnya membentuk spora askus atau
spora basidium)
15