Page 108 - TAFSIR_INDONESIA_MAPK_KELAS X_KSKK_compressed_Neat
P. 108
(10) apabila telah ditunaikan salat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
(11) dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju
kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: "Apa
yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan", dan Allah Sebaik-baik
pemberi rezeki.
Allah Swt. telah memilih hari jum’at sebagai hari besar peribadatan bagi umat islam. Kata
jumu’ah berasal dari kata jam’u yang berarti kumpulan, di mana sudah menjadi tradisi umat
Islam bahwa mereka berkumpul di tempat-tempat umum, seperti masjid, pasar, dan rumah
dilakukan pada hari jum’at. Pada hari jum’at ini juga semua makhluk telah sempurna diciptakan
termasuk langit, bumi, Adam dimasukkan dalam surga, dan pada hari jum’at inilah terjadinya
kiamat.
Di ayat ini, kaum muslimin dipanggil untuk menunaikan salat jum’at dan meninggalkan
segala macam bentuk jual beli. Seruan tersebut harus segera ditunaikan setelah muazin
mengumandangkan azan jum’at. Tidak diperkenankan sedikitpun kelalaian atas panggilan
tersebut, meskipun harus meninggalkan akad jual beli (perniagaan) sebagai simbol kenikmatan
dunia dan lebih mengutamakan jalan menuju kenikmatan akhirat. Hal ini menjadi keputusan
yang paling tepat bagi orang-orang mengetahui keutamaannya.
Jika pelaksanaan salat jum’at telah usai, maka Allah memperbolehkan hamba- Nya untuk
mencari rezeki sesuai dengan pekerjaan mereka masing-masing. Secara tersirat, ayat tersebut
menegaskan bahwa Allah telah menaburkan benih-benih rezeki dari segala penjuru bumi, seperti
hutan, laut, sungai, ladang, kantor, jalan, dan sebagainya. Maknanya memiliki jiwa
profesionalisme dan etos kerja tinggi wajib dimiliki oleh hamba-Nya. Orang yang mempunyai
semangat tinggi dalam bekerja akan mendapatkan hasil yang maksimal dan kepuasan batin. Di
samping itu juga, etos yang tinggi itu dibarengi dengan keahlian (profesionalitas) yang matang
pula. Kedua modal ini akan mendatangkan keridhaan Allah berupa keberkahan rezeki dan
kelapangan jiwa yang utuh.
Efek jiwa yang positif tersebut bagi seorang mukmin wajib diiringi dengan penguatan
aspek spiritualitas yaitu memperbanyak berzikir (mengingat) Allah. Hal ini bertujuan untuk
menjaga stabilitas jiwa yang rentan dengan penyakit mudah puas, merasa paling hebat,
menyepelekan pekerjaan orang lain, berfoya-foya, boros, suka pamer, dan penyakit hati lainnya.
88 TAFSIR MA KELAS X