Page 28 - MONITORING ISU 18-25 Feb 2022
P. 28
Isu 6
BSI Bakal Jadi BUMN
Kronologis 2
(23/2) - Pengamat Ekonomi dan Perbankan Binus University Doddy
Ariefianto menilai PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) atau BSI perlu
memperkuat statusnya sebagai bank syariah agar posisinya lebih dari
sekadar entitas anak usaha bank BUMN. Doddy menjelaskan status BSI
sebagai anak usaha tiga bank BUMN akan membuatnya sulit
menentukan arah bisnis secara mandiri. Menurutnya, bank syariah harus
lepas dari bayang-bayang bank konvensional untuk berkembang lebih
cepat. Doddy menambahkan sebagai bank syariah terbesar di
Indonesia, BSI juga memiliki tugas berat untuk memperkuat citra bank
yang menawarkan produk perbankan sesuai dengan prinsip syariah.
(25/2) - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengatakan pemerintah
akan menjadikan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) menjadi bank
BUMN. Sebagaimana diketahui, saat ini bank syariah terbesar di
Indonesia itu masih berstatus sebagai anak usaha Bank Mandiri (BMRI),
BNI (BBNI), dan BRI (BBRI). Ma'ruf menjelaskan, setelah
menggabungkan BRI Syariah, BNI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri
menjadi BSI, pemerintah berencana untuk semakin menumbuhkannya
dengan menyertakan modal negara melalui saham seri A Dwiwarna. Dia
meminta agar proses penyertaan saham Dwiwarna dilaksanakan sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku dengan pengawasan
yang dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP). Ma'ruf juga mengingatkan agar upaya penyertaan modal negara
tersebut tidak mengganggu permodalan dan merugikan posisi
Pemengang Saham Pengendali (PSP) BSI. Ini karena tiga bank tersebut
merupakan perusahaan publik.
(25/2) - Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya melaporkan bahwa
Kementerian BUMN akan melakukan percepatan penyertaan modal
negara melalui saham Dwiwarna di BSI pada kuartal ketiga tahun ini.
Tidak hanya itu, BSI juga akan menarik unit BTN Syariah untuk
memperkuat posisi dan memperbesar kapasitas pasarnya. BSI ke depan
diharapkan akan dapat meningkatkan produktivitas industri halal
Indonesia yang saat ini masih belum masuk lima besar dunia.
(25/2) - Kepala BPKP Muhammad Yusuf Ateh mengungkapkan bahwa
sebagai lembaga pengawasan, BPKP siap membantu mengawasi proses
penyertaan saham Dwiwarna di BSI hingga tingkat resiko dan
compliance-nya.