Page 24 - MONITORING ISU 18-25 Feb 2022
P. 24
Isu 4
Pro Kontra BPJS Jadi Syarat
Fasilitas Layanan Publik
Kronologis 1
(22/2) Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti meyakinkan
bahwa kebijakan ini bukan untuk mempersulit, melainkan untuk
memberikan kepastian perlindungan jaminan kesehatan masyarakat.
Menurutnya, aturan ini juga akan diikuti dengan peningkatan layanan
dan kemudahan proses pendaftaran administrasi (pendaftaran,
perubahan data, pembayaran iuran, pelayanan informasi dan
pengaduan, serta penyederhanaan proses layanan di faskes).
Juru Bicara BPJS Kesehatan M. Iqbal Anas Maruf membantah kaitan
isu ini dengan kondisi keuangan BPJS Kesehatan yang defisit. Ia
menyampaikan saat ini kondisi keuangan BPJS Kesehatan sehat dan
tidak ada gagal bayar klaim sejak 2020.
Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayanti pemerintah
seharusnya mengupayakan cara lain yang tak membebani masyarakat
untuk mendongkrak kepesertaan program JKN. Jumlah masyarakat yg
belum mendaftar dinilainya tak terlalu signifikan. Ia menyarankan agar
BPJS Kesehatan fokus meningkatkan kualitas layanan sehingga
masyarakat inisiatif bergabung jadi peserta.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Real Estate Indonesia (REI) Paulus
Totok Lusida menyarankan agar dikaji kembali implementasi kebijakan
ini supaya tidak kontraproduktif.
Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Muttaqien
mengatakan kepesertaan wajib ini merupakan bagian dari kewajiban
negara untuk melindungi kesehatan warganya. Di samping itu,
pertumbuhan peserta BPJS Kesehatan belakangan cenderung stagnan,
di mana jumlah peserta nonaktif terus meningkat ke 18,22%. Hal ini
mengancam pencapaian target kepesertaan JKN dalam RPJMN yang
pada tahun 2024 harus mencapai 98%, terlebih saat ini baru mencapai
86%.