Page 22 - MONITORING ISU 18-25 Feb 2022
P. 22
Isu 2
Klaim Pasien COVID
Nunggak, Presiden Perintah
Segera Selesaikan
Kronologis 2
(16/02) - Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) berharap
pemerintah memberikan solusi terkait pengajuan klaim yang sudah
dispute atau tidak dibayarkan dan dianggap kedaluwarsa bagi rumah
sakit (RS) rujukan Covid-19. Sekjen Asosiasi Rumah Sakit Swasta
Indonesia (ARSSI) Icshan Hanafi mengatakan, tagihan yang belum
dibayarkan pemerintah kepada rumah sakit rujukan Covid-19 telah
menghambat perencanaan rumah sakit di tahun ini.
Ichsan menyoroti mekanisme klaim biaya penggantian pelayanan
Covid-19 pada tahun 2021 yang dibuka hingga Februari tahun 2022.
Menurut Ichsan, seharusnya yang mendapatkan perpanjangan
pengajuan klaim ialah pelayanan ketika terjadi gelombang kasus yang
tinggi, ketika periode sebelum bulan Desember. Hal tersebut merujuk
mekanisme klaim penggantian biaya pelayanan pasien Covid-19 dari
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yakni pengajuan klaim memiliki
tenggat waktu 2 bulan setelah pasien meninggalkan kamar perawatan.
Oleh karena itu, Ichsan meminta adanya pembukaan kembali akses
untuk mengajukan klaim yang dianggap hangus pada tahun 2020. Klaim
yang hangus di tahun 2020 mencapai Rp 5,49 triliun. Terdiri dari Rp 1,14
triliun termasuk klaim kedaluwarsa dan klaim tidak dapat dibayarkan Rp
4,3 triliun.
Menurut Ichsan, permasalahannya adalah di tahun 2020 banyak rumah
sakit yang tidak sempat mengurus pengajuan klaim karena para tenaga
kesehatan juga banyak terpapar virus corona. Sehingga tidak sempat
untuk melakukan pengajuan klaim penggantian biaya pelayanan pasien
Covid-19. Selain itu, rumah sakit kaget dengan pandemi covid yang
begitu cepat menyebar, sehingga banyak rumah sakit yang mengalami
lonjakan penanganan, dan membuat proses kelengkapan adminstrasi
menjadi kacau. Persyaratan inilah yang membuat klaim penggantian
biaya penanganan Covid-19 dianggap dispute dan kedaluwarsa. Ichsan
berharap pemerintah dapat membuka kembali akses pengajuan klaim
biaya penggantian Covid-19 yang dianggap tidak valid, baik di tahun
2020 ataupun 2021.