Page 78 - E-Book Dasar-Dasar Konstruksi Bangunan untuk Kelas X SMK KJIJ
P. 78

Konstruksi Jalan, Irigasi, dan Jembatan







               C     Klasifikasi Mutu dan Kelas Kayu

                            Klasifikasi kayu dapat ditinjau dari aspek fisik, mekanik dan keawetan. Secara fisik,

                     terdapat  klasifikasi  kayu  berdasarkan  tingkat  kekerasan,  dan  mutu  permukaan  kayu.
                     Sedangkan dari aspek mekanik, kayu diklasifikasikan berdasarkan kekuatannya, dan aspek
                     keawetan  kayu  diklasifikasikan  berdasarkan  umur/keawetan  pemakaian  dalam  berbagai
                     kondisi  lingkungan  dan  cara  pemeliharaan.  Klasifikasi  kayu  berdasarkan  kekerasan
                     (Ariestadi,  2008),  terdapat  klasifikasi  kayu  lunak  dan  kayu  keras.  Kayu  yang  memiliki

                     berat jenis (BJ) tinggi/besar biasanya kayu keras. Demikian pula sebaliknya, kayu yang
                     ringan termasuk kayu lunak. Klasifikasi kayu berdasarkan mutu, kekuatan, dan keawetan
                     kayu serta penggunaannya pada bangunan dijelaskan sebagai berikut:



                     a Klasifikasi Mutu Kayu
                              Klasifikasi mutu kayu merupakan penggolongan kayu secara visual terkait dengan
                       kualitas  muka  kayu,  seperti:  cacat,  pola  serat,  dan  kelurusan  batang,  serta  kadar  air

                       kayu.  Menurut  Ariestadi  (2008),  terdapat  3  (tiga)  macam  mutu  kayu  dalam
                       perdagangan, yaitu: mutu A, mutu B dan mutu C. Kayu mutu C adalah kayu yang tidak
                       termasuk  dalam  golongan  kayu  mutu  A  dan  mutu  B.  Menurut  Peraturan  Konstruksi
                       Kayu Indonesia (PKKI) 1961, kayu mutu A dan mutu B harus memenuhi syarat sebagai

                       berikut :
                       Syarat kayu mutu A :
                           Kayu harus kering udara (kadar air ≤ 15%);
                           Besar mata kayu tidak melebihi 1/6 lebar muka kayu, atau tidak boleh lebih besar

                           dari 3,5 cm;
                           Kayu  tidak  boleh  mengandung  kayu  gubal  (wanvlak)  yang  lebih  besar  dari  1/10
                           lebar muka kayu;
                           Miring arah serat Tangen maksimum 1/10;

                           Retak  arah  radial  tidak  boleh  lebih  besar  dari  1/4  tebal  kayu  dan  retak  arah
                           lingkaran tumbuh tidak boleh lebih besar dari 1/5 tebal kayu.


                       Syarat kayu mutu B :

                           Kayu kering udara dengan kadar air 15% – 30%;
                           Besar mata kayu tidak melebihi 1/4 lebar muka kayu, atau tidak boleh lebih besar
                           dari 5 cm;
                           Kayu  tidak  boleh  mengandung  kayu  gubal  (wanvlak)  yang  lebih  besar  dari  1/10

                           lebar muka kayu;
                           Miring arah serat Tangen maksimum 1/7;
                           Retak  arah  radial  tidak  boleh  lebih  besar  dari  1/3  tebal  kayu  dan  retak  arah
                           lingkaran tumbuh tidak boleh lebih besar dari 1/4 tebal kayu.




       Dasar-Dasar Konstruksi Bangunan                                                                    63
   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83