Page 3 - BAB 1_KE 1
P. 3

dominan  dalam  menyampaikan  materi  dan  siswa  sedikit  sekali  terlibat

                        dalam  proses  pembelajaran.  Padahal  siswa  harus  memahami  konsep
                        kimia  yang  saling  berhubungan  agar  dapat  melatih  kemampuan

                        berpikirnya. Menurut Subagia (2014) dalam proses pembelajaran kimia di

                        sekolah  belum  sepenuhnya  didasari  oleh  pendekatan  ilmiah,  metode
                        ilmiah, sikap ilmiah dan keterampilan ilmiah. Pada sekolah menengah atas

                        (SMA)  Pembelajaran  kimia  banyak  terdapat  hafalan  nama-nama  kimia,
                        rumus-rumus, teori yang bersifat sangat tekstual sehingga membosankan

                        bagi siswa.

                               Menurut  Junaidi  (2017)  ilmu  kimia  adalah  ilmu  yang  berdasarkan
                        teori dan eksperimen. Oleh sebab itu, dalam proses pembelajaran penting

                        bagi  guru  memperhatikan  karakteristik  ilmu  kimia  agar  siswa  dapat
                        memahami  materi  kimia  dengan  baik.  Melihat  karakteristik  ilmu  kimia,

                        maka kegiatan praktikum di laboratorium sangat penting dan tidak dapat
                        dipisahkan  dari  pembelajaran  kimia.  Pembelajaran  kimia  juga  kurang

                        diminati  karena  menekankan  teori  tanpa  praktek  sehingga  diperlukan

                        sinkronisasi  antara  proses  pembelajaran  teori  dan  praktek  agar konsep-
                        konsep kimia dapat dipahami dengan baik oleh siswa.

                               Praktikum merupakan kegiatan pembelajaran untuk memantapkan
                        penguasaan materi yang bersifat aplikatif karena siswa diajak mengamati

                        langsung  proses  atau  gejala  kimia  sehingga  memudahkan  siswa  dalam
                        memahami konsep-konsep ilmu kimia. Hal ini dapat melatih sikap ilmiah

                        dan mengembangkan keterampilan berpikir ilmiah bagi siswa.

                               Junaidi (2017) menyatakan bahwa guru di indonesia masih banyak
                        yang  belum  melaksanakan  praktikum  dengan  baik  dikarenakan  kondisi

                        dan  kemampuan  setiap  sekolah  berbeda-beda  karena  banyak  hal  yang

                        harus  diperhatikan  dalam  melaksanakan  praktikum  seperti  :  1)
                        Keterampilan guru dalam pelaksanaan kegiatan praktikum 2) alat kurang

                        optimal 3) Petunjuk praktikum yang belum baku sehingga berbeda-beda
                        antar sekolah 4) Peralatan praktikum yang tersedia tidak mencukupi dari

                        jumlah  idealnya  bahkan  ada  yang  tidak  memilikinya  5)  Kesulitan  dalam
   1   2   3   4   5   6   7