Page 51 - Kelas IV Buku Tema 8 BS
P. 51

”Istriku, bukankah padi itu untuk kita makan? Tidak baik rasanya
                           jika membuang-buang makanan,” nasihat suami Putri Tangguk.
                               Putri Tangguk tidak mengindahkan nasihat suaminya. Bahkan,
                           Putri Tangguk membantahnya.

                               ”Masa bodoh. Bukankah padi kita sudah banyak. Apa kau mau aku
                           terjatuh lagi dan tulangku patah?” bantah Putri Tangguk sambil terus
                           menebar padi ke jalan.
                               Setelah  panen  terakhir,  Putri  Tangguk  tidak  pernah  kembali  ke
                           sawah. Ia berada di rumah untuk merawat ketujuh anaknya. Suatu
                           malam anak bungsu Putri Tangguk merengek karena lapar. Akhirnya,
                           Putri Tangguk ke dapur untuk mengambil nasi. Alangkah terkejutnya
                           ketika ia mendapati pancinya kosong.
                               ”Mengapa panci ini kosong? Bukankah tadi masih tersisa sedikit
                           nasi?” tanya Putri Tangguk dalam hati.

                               Karena si bungsu terus merengek, Putri Tangguk pun memutuskan
                           untuk menanak nasi. Namun, Putri Tangguk kembali terkejut ketika
                           mendapati beras yang ia simpan dalam kaleng juga menghilang.
                               ”Ke mana perginya beras itu? Aku ingat masih banyak beras di sini
                           sebelumnya. Jangan-jangan  ada orang yang mencurinya,”  kata Putri
                           Tangguk.
                               Kemudian, Putri Tangguk membujuk anak bungsunya untuk
                           tidur. Besok ia berencana untuk menumbuk padi yang disimpan di
                           lumbungnya.

                               Pagi harinya Putri Tangguk terkejut mendengar teriakan suaminya.
                               ”Istriku...istriku...cepat kemari,” teriak suami Putri Tangguk.

                               Putri Tangguk segera berlari menemui suaminya. Ia menghampiri
                           suaminya yang berada di depan pintu lumbung. Ia pun bertanya kepada
                           suaminya.
                               ”Ada apa suamiku?” tanya Putri Tangguk dengan cemas.

                               ”Aku tidak tahu, istriku. Lumbung ini sudah kosong saat aku
                           membukanya,” jawab suami Putri Tangguk.
                               Putri Tangguk dan suaminya bergegas memeriksa lumbung yang
                           lain. Betapa terkejutnya mereka ketika mendapati ketujuh lumbungnya
                           telah kosong. Putri Tangguk pun menangis.

                               ”Apa yang terjadi padaku? Tadi malam nasi dan beras hilang.
                           Sekarang padi di lumbung pun juga ikut menghilang,” jerit Putri
                           Tangguk.







                                                                   Subtema 1: Lingkungan Tempat Tinggalku    45
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56