Page 52 - Kelas IV Buku Tema 8 BS
P. 52
”Jangan cemas, istriku. Bukankah kita masih memiliki sawah. Besok
kita ke sawah. Siapa tahu padinya telah menguning,” hibur suami Putri
Tangguk.
Keesokan paginya Putri Tangguk mengikuti suaminya ke sawah
dengan cemas. Setibanya di sawah, tangis Putri Tangguk semakin keras
karena mendapati sawahnya telah berubah menjadi semak belukar.
Putri Tangguk menagis seharian. Bahkan, ia tidak mau pulang dan
menunggui sawahnya hingga tertidur. Dalam mimpinya, Putri Tangguk
didatangi segerombolan padi yang dapat berbicara.
”Hai, Putri Tangguk. Inilah buah dari kesombonganmu. Masih
ingatkah engkau ketika membuang kami ke jalan?” tanya padi-padi itu.
”Kau telah menghina kami. Kau telah menjadikan kami pasir
untuk alas jalanmu. Kami ini dipanen untuk dimakan, bukan untuk
dibuang sembarangan. Dengan membuang kami, berarti kamu tidak
membutuhkan kami untuk makananmu,” kata padi-padi itu lagi.
Putri Tangguk hanya bisa diam dan tidak menjawab. Ia menyesali
kebodohannya. Ia pun memohon maaf kepada padi-padi itu.
”Tak bisakah kalian memaafkanku? Aku telah menyesali perbuatanku,”
kata Putri Tangguk sambil menangis.
”Sekarang kau dan keluargamu harus bekerja keras. Bersihkan
sawah ini, bajaklah, lalu tanamlah kami kembali. Setelah tiga bulan,
barulah kalian dapat memanen kami kembali,” jawab padi-padi itu.
Ketika Putri Tangguk ingin menjawab, ia tersentak bangun dari
tidurnya. Putri Tangguk pun kembali pulang. Kemudian, ia menceritakan
mimpinya kepada suaminya. Keesokan harinya keluarga Putri Tangguk
bergotong royong membersihkan sawah dan menanam padi. Ia dan
keluarganya merawat sawah dan menjaga padinya dengan baik. Mereka
menunggu dengan sabar hingga padi yang mereka tanam siap dipanen.
Putri Tangguk juga berjanji tidak akan menyia-nyiakan sebutir padi pun
hasil panen dari sawahnya.
Disadur dari Kisah Putri Tangguk, http://dongengceritarakyat.com/cerita-rakyat-jambi-cerita-daerah-jambi-terbaik/.
Dalam cerita terdapat tokoh yang memiliki sifat baik hati. Tokoh seperti
itu disebut protagonis. Ada pula tokoh yang memiliki sifat jahat. Tokoh bersifat
jahat disebut antagonis. Tahukah kamu siapa tokoh protagonis dan tokoh
antagonis pada cerita di atas? Ayo, lakukan kegiatan berikut.
46 Buku Siswa SD/MI Kelas IV