Page 273 - Bahtera_Sebelum_Nabi_Nuh_Kisah_Menakjubkan_tentang_Misteri_Bencana
P. 273

Dr. Irving Finkel


           mengapa hal itu terjadi sama sekali, dan sebuah mekanisme yang
           meyakinkan yang memungkinkannya terjadi. Sejauh ini, dalam
           menghadapi masalah-masalah ini sehubungan dangan Kisah Air
           Bah, secara umum ada dua pendekatan.
              Pendekatan pertama memandang Kisah Air Bah sebagai kisah
           yang lestari secara terpisah dari milenium kedua SM baik dalam
           bahasa Babilonia maupun di tengah bahasa Ibrani, berasal dari
           leluhur yang sama. Dengan kata lain, Ibrahim di Ur sudah
           mengetahui kisah Air Bah, dan narasinya akan diwariskan dari
           masa itu sebagai bagian dari tradisi lisan dan pada akhirnya
           tertulis dalam Ibrani. Menurut pendapat saya, kesamaan tekstual
           antara  Gilgamesh XI  dan catatan Kejadian terlalu dekat untuk
           mewakili hasil dari dua arus yang panjang dan independen.
           Kita dapat melihat, untuk satu hal, bahwa kisah Babilonia
           dalam kuneiform beredar dalam bentuk berbeda dan dengan
           banyak variasi selama kurun waktu tersebut (lebih dari seribu
           tahun) dan kisah itu sendiri bukan merupakan sebuah tradisi
           yang tidak berubah. Mengingat latar belakang ini, dan rentang
           waktu yang terlibat, saya berpikir bahwa catatan Ibrani pastinya
           akan berujung sebagai sebuah konstruksi yang sangat berbeda,
           menceritakan kisah dasar yang sama, dengan bagian-bagian
           yang sama, mungkin, tetapi dapat dikenali sebagai sebuah cerita
           dengan sejarah yang berbeda.
              Pendekatan berikutnya adalah menganggap bahwa Pembuangan
           ke Babilonia membuat orang-orang Judea mengetahui kisah-kisah
           yang ada di kalangan populasi tempat tinggal. Dalam hal ini,
           semacam osmosis literer tampaknya dianggap telah berlaku,
           di mana orang-orang yang ada di tempat yang sama dengan
           orang-orang yang mengetahui suatu kisah—dalam hal ini pusat
           kota Babolonia—entah bagaimana ‘mengambilnya’ begitu saja.
   http://facebook.com/indonesiapustaka  begitu saja sambil minum-minum! Dengan mengesampingkan
           Menurut teori ini, orang-orang Babilonia senang saja bercerita
           kepada orang-orang asing—atau barangkali hal itu mengalir

           ketakmungkinan intrinsik, proses yang tak dapat diperlihatkan
           semacam itu juga tidak akan menghasilkan narasi Ibrani yang
           akan sejajar dengan catatan literer yang tersusun dengan cermat
           yang kita ketahui dari Gilgamesh XI.


                                         262
   268   269   270   271   272   273   274   275   276   277   278