Page 28 - E-Modul PAI (Metode Dakwah Wali Songo di Tanah Jawa)
P. 28
Buana memasuki usia lanjut, maka kekuasaan atas Kasultanan Cirebon diserahkan
kepada Sunan Gunung Jati selaku menantunya.
Dalam kedudukannya sebagai raja, Sunan Gunung Jati membuat kebijakan
tentang pajak yang jumlah, jenis dan besarannya disederhanakan agar tidak
memberatkan rakyat. Ia juga membangun Masjid Agung Sang Ciptarasa dan
masjid-masjid Jami‟ di wilayah Cirebon. Ia juga menghentikan tradisi pengiriman
pajak kepada kerajaan Pajajaran, yang biasanya diserahkan secara periodik dalam
satu tahun. Keputusan ini merupakan simbol pernyataan berdirinya Kasunanan
Cirebon yang berdasarkan pada ajaran Islam.
Dalam hal ini, sesungguhnya kebijakan-kebijakan politik yang ditempuh
oleh Sunan Gunung Jati sebagai raja, menggunakan prinsip rahmatan lil ‘alamin
untuk menuju negeri yang baldatun thayyibatun wa Rabbun ghafuur. Proses
islamisasi yang dilakukan oleh Sunan Gunung Jati berlangsung dalam waktu yang
sangat lama. Posisinya sebagai ulama menjadikan ia mendapat gelar waliyullah
dan kapasitasnya sebagai kepala negara ia pun memperoleh gelar Sayyidin
Panatagama yang dalam tradisi Jawa seorang raja adalah wakil Tuhan di dunia.
Adapun ragam metode dakwah yang dilakukan oleh Sunan Gunung Jati
dalam proses Islamisasi tanah Jawa adalah sebagai berikut:
a. Metode muidlah hasanah/nasihat-nasihat yang baik
b. Metode al-hikmah/menggunakan cara-cara yang bijaksana
c. Metode tadarruj/berjenjang, tingkatan belajar seorang murid
(pesantren)
d. Metode ta’awun yaitu saling tolong menolong dan berbagi
ketugasan dalam menyebarkan agama Islam di kalangan para wali
e. Metode musyawarah untuk membicarakan berbagai hal yang
berkaitan dengan tugas dan perjuangan dakwah para wali
f. Pembentukan kader dai.
24