Page 4 - Tugas Reyhan Febrian X RPL 1
P. 4

"Tadi di jalan aku sangat lapar, Ayah. Oleh karena itu, jatah makanan dan minuman Ayah telah
               kumakan sebagian. Tapi, tidak semua kuhabiskan, bukan? Masih tersedia sedikit makanan dan
               minuman untuk Ayah," jawab Samosir dengan wajah polos.

               "Anak tidak tahu diuntung," maki Toba kepada anaknya.

               Kemarahan Toba kian meninggi dan akhirnya tidak tahan untuk menahan kesabaran.

               "Dasar kau anak keturunan ikan," umpat Toba.
               Mendengar umpatan tersebut, Samosir sangat terkejut dan langsung berlari ke rumah. Pada saat
               bertemu ibunya, Samosir langsung menceritakan umpatan dan cacian ayahnya yang
               menyebutkan dirinya keturunan ikan.

               Mendengar pengaduan anaknya, ibu Samosir sangat sedih. Tidak disangka jika suaminya
               melanggar sumpah untuk tidak menyebutkannya berasal dari ikan.

               Kemudian, Samosir dan ibunya saling berpegangan. Dalam hitungan sekejap, keduanya
               menghilang.
               Lalu, keajaiban pun terjadi. Dibekas pijakan kaki Samosir dan ibunya, menyembur air yang
               sangat deras.

               Dari dalam tanah, air disemburkan seolah tiada henti. Semakin lama, semburan itu semakin
               besar. Dalam waktu cepat, permukaan tanah tergenang.
               Permukaan air terus meninggi dan tak berapa lama kemudian, lembah tempat tinggal Toba telah
               tergenang air. Kemudian, terbentuk sebuah danau yang sangat luas di tempat itu.

               Penduduk kemudian menamakan danau itu sebagai Danau Toba. Adapun pulau kecil yang
               berada di tengah-tengah Danau Toba disebut Pulau Samosir untuk mengingatkan kepada anak
               lelaki Toba.
   1   2   3   4