Page 47 - buku-Puisi
P. 47

47






                    banyak  juga  makna  yang  perlu  penafsiran.  Unsur  penanda  puisi  adalah  unsur  yang

                    maknanya perlu penafsiran.






                    B. Unsur Bunyi


                           Bunyi merupakan pananda yang dapat diamati melalui pendengaran dan atau

                    penglihatan. Dalam puisi, bunyi memiliki peran antara lain adalah agar puisi itu merdu


                    jika dibaca  dan didengarkan, sebab pada hakikatnya puisi adalah merupakan salah satu

                    karya seni yang diciptakan untuk didengarkan (Sayuti, 2002:102).



                           Mengingat pentingnya unsur bunyi dalam puisi, bahkan seorang penyair

                    melakukan pemilihan dan penempatan kata sering kali didasarkan pada nilai bunyi.

                    Beberapa pertimbangan tersebut antara lain adalah (1) bagaimanakah kekuatan bunyi


                    suatu kata yang dipilih itu diperkirakan mampu memberikan atau membangkitkan

                    tanggapan pada pikiran dan perasaan pembaca atau pendengarnya; (2) bagaimanakah


                    bunyi itu sanggup membantu memperjelas ekspresi; (3) ikut membangun suasana puisi,

                    dan (4) mungkin juga mampu membangkitkan asosiasi-asosiasi tertentu (Sayuti,


                    2002:103).


                           Unsur bunyi dalam puisi, pada umumnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

                    Dilihat dari segi bunyi itu sendiri dikenal adanya  sajak sempurna, sajak paruh, aliterasi,


                    dan  asonansi.  Dari posisi kata yang mendukungnya dikenal adanya  sajak awal, sajak

                    tengah (sajak dalam), dan sajak akhir. Berdasarkan hubungan antarbaris dalam tiap bait


                    dikebal  adanya    sajak  merata  (terus),  sajak  berselang,  sajak  berangkai,  dan  sajak

                    berpeluk.  Kadang-kadang  berbagai  macam  ulangan  bunyi  (persajakan)  tersebut  dapat


                    ditemukan dalam sebuah puisi.
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52