Page 219 - My FlipBook
P. 219

Isu-Isu Keummatan, Kebangsaan, dan Kemanusiaan Universal


                   Istilah berikutnya yaitu al-Ifrath, secara etimologi yaitu mendahului, dan

           melampaui batas. Ibnu Faris menyebut, afrataha: apabila melampaui batas dalam
           perkara, apabila melampaui kadar maka menjauhkan sesuatu dari tujuannya.


                                                                                  م
                                                     ىغْ اي نمأ ومأ ان يم لع م طرف ي نمأ فا م نَ انَّ  نإ ان بر  م لَاق م
                                                                           ل م م مَّ
                                                                      ْ
                                                     ٰ م
                                                             ْ مْ م
                                                        م
                                                                     ل م
                                                                                     م
                   Berkatalah mereka berdua: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami khawatir
                                                                                        89
                   bahwa ia segera menyiksa kami atau akan bertambah melampaui batas".

           At-Thabari menyebut makna ifrath sebagi berikut:
                    فرسأ اذإ   كلوق فى تطرفأ :  نم لاهي ىدعتلا و طااشلا و فارسلا وهف : طارفلا

                                                                                   ..ىدعت و


                    Ifrath  yaitu  berlebihan,  menyimpang,  dan  melanggar  batas,  dari  itu
                    dikatakan: engkau telah berlebihan dalam berbicara apabila berlebihan
                                          90
                    dan melampaui batas.


                   Kesimpulannya bahwa al-ifrath adalah melampaui batas dan mendahului
           kadar yang diperlukan, lawan dari tafrith.


                   Makna tafrith secara etimologi  adalah menyia-nyiakan atau melalaikan
           itulah yang tercermin dari ungkapan Rasulullah SAW  berikut ini:

                                                                    َّم
                                           ةلاصلا  م لصي م لَ نم ىم لع ل طيم رفَّ  تلا اَّإِايرفت مونلا  فى سيل  نإ امأ
                                                                   م
                                        م مَّ
                                                               ْ
                                                م ل ْ ْ م م
                   Adapun  orang  yang  ketiduran  itu  tidak  dikatakan  meremehkan.
                   Sesungguhnya  yang  dinamakan  meremehkan  adalah  orang  yang  tidak
                                                                             91
                   mengerjakan shalat sampai datang waktu shalat berikutnya.



           89  Q.S. Thoha [20]:45.

           90 Shalabi, al-Washatiyah…., hlm. 45.
           91 Imam Nawawi  Sahih Muslim Syarh Nawawi, Kitab al-Masajid, Bab Qadha’ as-Sholat (Kairo:
           Maktabah as-Shofa, 2003), V: 150.




                                                                                       207
   214   215   216   217   218   219   220   221   222   223   224