Page 8 - ASTRONOMI DAN ASTROFISIKA
P. 8
1. WAKTU DAN KALENDER
1.1. KONSEP WAKTU
Sebelum kita memulai bab ini lebih jauh, mula-mula kita harus menjawab
suatu pertanyaan praktis yakni, apakah yang dimaksud dengan waktu itu? Walaupun
kedengarannya mudah, namun ternyata jawabannya sulit juga, namun setidaknya
kita tahu waktu tidak hanya memiliki satu makna. Waktu dalam konsep kalender
atau penanggalan dapat didefinisikan sebagai selang lamanya dua kejadian
berlangsung dibandingkan terhadap satuan-satuan waktu yang telah disepakati
secara universal. Zona waktu merupakan selisih suatu bujur mengalami tengah hari
dibandingkan dengan bujur Grenwich. Waktu secara mutlak (kosmos) setidaknya
dapat kita jabarkan sebagai arus konstan yang ditempuh oleh ruang dalam perubahan
atau proses-proses penuaan, dengan demikian, untuk sementara dapat kita katakan
waktu kosmos tak dapat berbalik, diperlambat, maupun dipercepat.
Nah, karena konsep waktu dalam kalender itu bergantung terhadap kerangka
dan diukur hanya berdasarkan perbandingan terhadap satuan waktu, maka dua
selang waktu kosmos yang benar-benar sama dapat terukur berbeda oleh dua
pengamat pada kerangka berbeda. Karena yang akan dibahas kali ini adalah waktu
kalender dan zona waktu, maka kita tinggalkan dulu pengertian yang satunya.
1.2. SATUAN WAKTU
Satuan waktu merupakan dasar dari penentuan selang waktu. Tentunya agar
perhitungan menjadi mudah, satuan-satuan waktu ini didasarkan pada perhitungan
peristiwa-peristiwa kosmis yang sering terjadi yakni, rotasi dan revolusi Bumi dan
Bulan.
ROTASI BUMI
Kita telah tahu bahwa bergesernya posisi bintang tiap menitnya merupakan
akibat dari rotasi Bumi. Jika kita mau mengukur periode dari suatu bintang berada di
zenit sampai kembali ke zenit lagi, maka akan didapatkan periodenya sekitar 23 jam
56 menit 4,1 detik atau disebut satu hari bintang (sideral time). Pergerakan semu
bintang-bintang ini dari timur ke barat, sehingga berdasarkan arah rotasi relatif yang
akan dibahas pada bab 3, maka gerak rotasi Bumi pastilah dari barat ke timur
(direct). Namun jika yang kita amati adalah Matahari, maka periode semu harian
Matahari bukanlah 23 jam 56 menit 4,1 detik, melainkan 24 jam. Perbedaan ini
diakibatkan periode sinodis antara rotasi Bumi dan revolusi Bumi terhadap Matahari
yang searah, sehingga periode semu harian Matahari menjadi lebih lambat sekitar 4
Astronomi dan Astrofisika 7