Page 14 - Kelas Inspiratif
P. 14

Apersepsi dalam KBBI daring didefinisikan sebagai pengamatan secara sadar (penghayatan) tentang segala sesuatu dalam jiwanya (dirinya) sendiri yang menjadi dasar perbandingan serta landasan untuk menerima ide baru. Dalam teori Johann Friedrich Herbart, information is better received when the learner has existing knowledge that is related to, or at least compatible with, the new material and that knowledge is of significance and interest to the individual. Interest is not just a goal, but also functions as a means to achieve that goal. He developed this as a theory of apperception—namely that our perception of new experiences occurs in relation to past experience. Interest develops when already strong and vivid ideas are hospitable towards new ones, thus past associations motivate apperception of current ones.
Dapat dikatakan bahwa strategi apersepsi yang diterapkan di kelas diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini berkaitan dengan zona nyaman siswa, dimana mereka akan mempelajari sebuah materi dan menghubungkannya dengan apa yang telah mereka ketahui sebelumnya. Apersepsi diharapkan mampu membentuk suasana psikologis yang menyenangkan. Oleh karena itu, guru harus mencari kegiatan apersepsi yang beragam dan menyenangkan. Perlu dicatat bahwa kegiatan apersepsi yang disajikan harus terlepas dari unsur ‘penilaian’ terhadap kemampuan/ pemahaman siswa, ataupun membandingkan satu siswa dengan siswa lainnya. Apersepsi lebih bersifat individu, bagaimana setiap siswa bisa menghubungkan apa yang telah mereka ketahui dengan apa yang akan mereka pelajari. Satu siswa dengan siswa lainnya bisa berbeda level of readiness-nya.
Ada beragam strategi dalam kegiatan apersepsi. Namun, paparan strategi apresepsi dalam artikel ini difokuskan pada bagaimana siswa menghubungkan materi ajar sebelumnya dengan materi ajar yang sedang dipelajari. Strategi yang diberikan akan dibuat multimodalitas, menggunakan unsur visual, auditorial dan kinestetik. Dengan harapan melibatkan lebih banyak modalitas dalam pengajaran, kita memicu lebih banyak lagi jalur saraf yang memperkuat belajar siswa. (DePorter, 86: 2000)
Sumber gambar: https://rainielianni.files.wordpress.com/2015/08/untitled1.jpg
7
 





























































































   12   13   14   15   16