Page 31 - E-MODUL MR
P. 31
Pada larutan (c) berisi larutan 100 mL CH₃COOH 0,1 M. Larutan tersebut
setelah diukur memiliki pH 4,7 sehingga setelah ditetesi indikator bromofenol biru
larutan menjadi berwarna biru keunguan. Pada larutan (d) berisi larutan yang
sama dengan larutan (c) tetapi ditambahkan 6 tetes (sekitar 0,3 mL) HCl 0,1 M
warna larutan berubah menjadi kuning. Hal tersebut menunjukkan terjadinya
perubahan pH yang signifikan.
Pada kasus tersebut maka dapat diketahui bahwa larutan penyangga (a) dan
(b) dapat mempertahankan pH larutan, jika ditambahkan asam maupun basa.
Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Mari kita tinjau dari segi simbolis sistem
penyangga asetat.
Jika ke dalam sistem penyangga ditambahkan sedikit basa, maka ion OH- dari
basa akan dinetralkan oleh komponen asam CH3COOH. Reaksi yang terjadi:
CH₃COOH(aq) + OH- (aq) → CH₃COO- (aq) +H O(l)
2
Jika ke dalam sistem penyangga ditambahkan sedikit asam, maka ion H+ dari
asam akan dinetralkan oleh CH₃COO- . Reaksi yang terjadi:
CH₃COO-(aq) + H3O+ → CH₃COOH(aq) + H O(l)
2
Secara sub mikroskopis, prinsip kerja larutan penyangga dapat dilihat pada
video berikut:
Submikroskopik Simbolik
Prinsip kerja dari larutan penyangga juga dapat dilihat dari perhitungan
matematisnya. Perhatikan contoh berikut untuk mengetahui perubahan larutan
penyangga saat ditambahkan sedikit asam atau basa.
20