Page 11 - Bahan ajar sistem imun
P. 11

Bakteri yang sudah berada di dalam makrofag kemudian dihancurkan dengan enzim

               lisosom. Makrofag  ini  juga bertugas untuk mengatasi  infeksi  virus dan partikel debu  yang
               berada di dalam paru-paru. Sebenarnya di dalam tubuh keberadaan makrofag ini sedikit, tetapi

               memiliki peran sangat penting.
                       Setelah infeksi tertanggulangi, beberapa neutrofil akhirnya mati seiring dengan matinya

               jaringan sel dan bakteri. Setelah ini sel-sel yang masih hidup membentuk nanah. Terbentuknya
               nanah ini merupakan indikator bahwa infeksi telah sembuh. Jadi reaksi inflamatori ini sebagai

               sinyal  adanya  bahaya  dan  sebagai  perintah  agar  sel  darah  putih  memakan  bakteri  yang

               menginfeksi  tubuh.  Selain  sel  monosit  yang  berubah  menjadi  makrofag  juga  terdapat  sel
               neutrofil yang akan membunuh bakteri (mikroorganisme asing lainnya).

                   c.  Pertahanan Menggunakan Protein Pelindung

                   Interferon adalah protein-protein yang memberikan pertahanan bawaan melawan infeksi
               virus. Sel-sel tubuh tang terinfeksi oleh virus menyekresikan interferon, menginduksi sel-sel

               tak-terinfeksi  di  dekatnya  untuk  menghasilkan  zat-zat  yang  menghambat  reproduksi  virus.
               Dengan  cara  ini,  interferon  membatasi  penyebaran  virus  dari  sel-ke-sel  di  dalam  tubuh,

               membantu mengontrol infeksi virus seperti pilek dan influenza. Beberapa jenis sel- sel darah
               putih menyekresikan tipe interferon berbeda yang membantu mengaktivasi makrofag, sehingga

               meningkatkan  kemampuan  fagositiknya.  Perusahaan-perusahaan  farmasi  kini  memproduksi

               interferon secara massal melalui teknologi DNA rekombinan untuk menangani infeksi- infeksi
               virus tertentu, misalnya hepatitis C.

                   Sistem komplemen (complement system) terdiri dari sekitar 30 protein dalam plasma darah
               yang berfungsi bersama-sama untuk memerangi infeksi. Protein-protein ini bersirkulasi dalam

               kondisi  inaktif  dan  teraktivasi  olen  zat-zat  pada  permukaan  banyak  mikroba.  Aktivasi
               menghasilkan  serangkaian  reaksi-reaksi  biokimiawi  berurutan  yang  menyebabkan  lisis

               (meletus)  pada  sel-sel  yang  menyerang.  Komplemen  ini  dapat  melekat  pada  bakteri

               penginfeksi. Setelah itu, komplemen menyerang membran bakteri dengan membentuk lubang
                                                                                          +
               pada dinding sel dan membran plasmanya. Hal ini menyebabkan ion-ion Ca  keluar dari sel
               bakteri, sedangkan cairan serta garam-garam dari luar sel bakteri akan masuk ke dalam tubuh

               bakteri.  Masuknya  cairan  dan  garam  ini  menyebabkan  sel  bakteri  hancur.  Mekanisme
               penghancuran bakteri oleh protein komplemen dapat di amati pada gambar 2.2














                                                                                                                  8
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16