Page 209 - FIKIH MA KELAS XI
P. 209

Artinya:  “Ibnu  Mas'ud  berkata:  telah  menyampaikan  kepada  saya,  Rasulullah  Saw:
                            Pelajarilah  ilmu  dan  ajarkanlah  kepada  manusia,  pelajarilah  ilmu  faraid  dan
                            ajarkanlah kepada orang lain, pelajarilah al Qur’an dan ajarkanlah kepada orang lain.
                            Karena aku adalah orang yang bakal terenggut (mati) sedang ilmu akan dihilangkan.
                            Fitnah-fitnah  akan  nampak, sehingga  dua  orang  yang  bertengkar  tentang  pembagian
                            warisan tidak mendapatkan seorangpun yang dapat memberikan fatwa kepada mereka”
                            (HR. al-Darimi)”.


                                Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa mempelajari ilmu mawaris
                        tidak bisa dianggap sebelah mata. Namun walaupun hukum awalnya fardhu kifayah,

                        akan tetapi dalam kondisi tertentu, saat tak ada seorangpun  yang  mempelajarinya
                        maka hukum mempelajari ilmu mawaris berubah menjadi fardhu ain.


                    5. Tujuan ilmu mawaris

                        Tujuan ilmu mawaris dapat dirangkum dalam beberapa poin di bawah ini

                                Memberikan  pembelajaran  bagi  kaum  muslimin  agar  bertanggung  jawab

                                dalam  melaksanakan  syariat  Islam  yang  terkait  dengan  pembagian  harta
                                waris.

                                Memberikan solusi terbaik terhadap berbagai permasalahan seputar
                                pembagian harta waris yang sesuai dengan aturan Allah Swt.

                                Menyelamatkan harta benda si mayit hingga tidak diambil orang-orang

                                zalim yang tidak berhak menerimanya.

                    6. Sumber hukum ilmu mawaris

                                Sumber  hukum  ilmu  mawaris  adalah  al-Qur’an  dan  al-Hadis.  Berikut
                         beberapa  teks  al-Qur’an  yang  menjelaskan  tentang  ketentuan  pembagian  harta

                         waris. Firman Allah Swt dalam surat an-Nisa ayat 7:
                                                     ِۖ




                                        َ   َ




                         ََ َََََََََّ    َ  ََ َّ         ََََََََ    َ  ََ َّ           َمماقل  و   ل   لنسا   ءن   صيب   َمماتركلَو  لَد   نولاقربو  للرج  لان   صيب   َمماتركلَو  لَد   نولاقربو


                               ن                                     ن                                 َ


                                                                                    َ َو       ََََ َََ

                                                                                  َ
                                                                                  ضا
                                                                                              َّ

                                                                                                     َّ

                                                                                     َمنهاوكثرََ   َن   َََصيبامفر

                         Artinya:  "Bagi  orang  laki-laki  ada  hak  bagian  dari  harta  peninggalan  ibu-bapa  dan
                         kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa
                         dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan.(QS. an-
                         Nisa’[4] : 7)
   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213   214