Page 17 - Renstra SMAN CMBBS publish
P. 17
a. Analisis Lingkungan Strategis
Analisis lingkungan strategis dapat dilakukan sekolah dengan berbagai strategi, di
antaranya Rapor Pendidikan , analisis SWOT, analisis konteks.
b. Rapor Pendidikan
Rapor Pendidikan adalah proses evaluasi bersifat internal yang melibatkan pemangku
kepentingan pendidikan untuk melihat kinerja sekolah berdasarkan hasil asesmen nasional. AN
digunakan untuk mengukur AKM literasi, numerasi dan survei lingkungan belajar. Rapor
Pendidikan menampilkan hasil asesmen dan survei nasional suatu satuan pendidikan (satdik)
atau daerah. Satdik dan dinas dapat menjadikan Rapor Pendidikan sebagai acuan dalam
mengidentifikasi masalah, merefleksikan akarnya, dan membenahi kualitas pendidikan secara
menyeluruh.
Merdeka belajar adalah kebijakan besar dalam rangka mewujudkan transformasi
pengelolaan pendidikan di Indonesia. Salah satunya dengan menghapus Ujian Nasional (UN)
diganti Asesmen Kompetensi. Asesmen nasional sendiri terdiri dari tiga bagian yaitu Asesmen
Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter dan Survei Lingkungan Belajar.
Diterapkannya kebijakan ini merupakan penanda perubahan paradigma evaluasi
pendidikan dan peningkatan sistem evaluasi pendidikan. Tujuan utamanya mendorong
perbaikan mutu pembelajaran dan hasil belajar peserta didik.
“Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah kompetensi yang benar-benar minimum,
dimana melalui AKM kita bisa memetakan sekolah-sekolah di daerah berdasarkan kompetensi
minimum yang harus dipersiapkan.” Kompetensi Minimun adalah kompetensi dasar yang
dibutuhkan murid untuk bisa belajar, apapun materinya dan apapun mata pelajarannya.
Sehingga materi AKM ada dua yaitu terkait literasi atau baca tulis, serta literasi numerasi.
Literasi yang dimaksudkan di sini bukan sekedar kemampuan membaca, tapi juga
kemampuan menganalisis suatu bacaan serta kemampuan untuk mengerti atau memahami
konsep di balik tulisan tersebut. Sedangkan numerasi adalah kemampuan menganalisis
menggunakan angka. Serta menekankan literasi dan numerasi bukan tentang mata pelajaran
bahasa atau matematika, melainkan kemampuan murid agar dapat menggunakan konsep
literasi ini untuk menganalisa sebuah materi.
”AKM dan Survei Karakter terdiri dari soal-soal yang mengukur kemampuan bernalar
menggunakan bahasa, kemampuan bernalar menggunakan numerasi, dan penguatan
pendidikan karakter. Dan AKM dirancang untuk mengukur capaian peserta didik dari hasil
belajar kognitif yaitu literasi dan numerasi yang saya jelaskan tadi,” papar Direktur Sekolah
Dasar Kemendikbud.
Kedua aspek kompetensi minimun ini, lanjutnya, menjadi syarat bagi peserta didik untuk
berkontribusi di dalam masyarakat. Terlepas dari bidang kerja dan karir yang ingin mereka
tekuni di kemudian hari.
Fokus pada kemampuan literasi dan numerasi tidak kemudian mengecilkan arti dari
pentingnya mata pelajaran. Karena justru dengan literasi dan numerasi ini membantu murid-
murid untuk mempelajari bidang ilmu lain, terutama untuk berpikir dan mencerna informasi
dalam bentuk tertulis dan dalam bentuk angka atau kuantitatif.
Bagian lain dari Asesmen Nasional adalah Survei Karakter yang dirancang untuk
mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar sosio emosional berupa pilar karakter untuk
mencetak profil Pelajar Pancasila. Ada enam indikator profil Pelajar Pancasila yaitu berakhlak
mulia, kreativitas, gotong royong, kebhinekaan global, bernalar kritis dan kemandirian.
“Misalnya saja untuk membuat perbandingan, membuat penilaian data, berpikir kritis,
membuat kesimpulan, memecahkan masalah dan menerapkan pengetahuan mereka pada
konteks kehidupan nyata serta pada situasi yang masih asing,” papar Bagus.
RKJM SMAN CMBBS 8 Edi Supriyanto, M.Pd.