Page 30 - Editorial Business Magazine in Dark Green Green White Modern Modular Style
P. 30

Pada  masa  penjajahan  Jepang
      Perguruan Diniyah Putri Padang Panjang                                           Perguruan      yang     didirikan

                                                                                       Rahma  mendapat  tantangan
                                                                                       berat.    Saat    itu,   hak-hak
                                                                                       perempuan        di      Sumatra
                                                                                       terancam.  Tidak  hanya  akses
                                                                                       belajar  yang  terbatas,  namun

                                                                                       hak-hak  perempuan  sebagai
                                                                                       manusia  pun  tidak  dihormati.
                                                                                       Dibangunnya "rumah kuning" di

                                                                                       seluruh kota membuat Rahmah
                                                                                       tak   tinggal   diam.    Dengan
                                                                                       terpaksa,  Rahmah  terjun  ke
                                                                                       dunia  politik  agar  memperoleh
                                                                                       kuasa         lebih         untuk

                                                                                       menghentikan  perbudakan  dan
                                                                                       pelecehan      perempuan        di
                                                                                       Sumatra,  la  pun  mengikuti

                                                                                       berbagai    organisasi,    seperti
                                                                                       Anggota     Daerah     Ibu    dan
                                                                                       Gyugun  Ko  En  Kal.  Demi

      Pada masa pasca kemerdekaan                                                      membela  hak  asasi  manusia
                                                                                       perempuan-perempuan

                                                                                       Sumatra,    Rahmah      berjuang
      Rahmah  masih  teguh  memperjuangkan  hak-hak  kaum  perempuan,                  melalui    semua     cara    yang
      la  dikenal  sebagai  "Ibu  Pasukan  Ekstremis"  dan  "Pelopor  Sabil            mampu ditempuhnya.
      Muslimat”  yang  berjuang  pada  masa  agresi  Belanda.  Sampai  akhir

      hayat,  Rahmah  terus  memperjuangkan  hak-hak  kaum  perempuan
      terutama dalam bidang pendidikan. Hingga saat ini hasil perjuangan
      Rahman  el-Yunusiyah  masih  dapat  dirasakan.  Diniyah  School  Putri

      yang  kini  dikenal  dengan  Pondok  Pesantren  Diniyah  Puteri  masih
      beroperasi  dan  turut  memajukan  pendidikan  serta  mencetak
      pemimpin-pemimpin bangsa yang cemerlang.


      Terlahir pada masa penjajahan yang sulit dan tanpa kebebasan, tidak

      membuat  Rahmah  menyerah  dan  menerima  keadaan  begitu  saja.
      Semangat  dan  tekad  yang  kuat  untuk  memperjuangkan  hak-hak
      perempuan,  khususnya  di  bidang  pendidikan  membuat  ia  berani

      mengambil  risiko.  Hingga  pada  akhirnya  berhasil  meningkatkan
      derajat  pendidikan  nasional  dan  perempuan  di  Sumatra  dan
      Indonesia.



      27
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35