Page 233 - IPs-BS-KLS VII .pdf
P. 233

Keumalahayati menjabat sebagai laksamana yang mengatur sejumlah
                     pasukan laut. Tugas lainnya adalah mengawasi kapal-kapal perang

                     (galley) milik kerajaan Aceh dan pelabuhan-pelabuhan yang berada di
                     bawah syahbandar. Semasa Laksamana Keumalahayati, kapal perang dan
                     pasukan gajah menjadi kekuatannya utama angkatan perang Kerajaan
                     Aceh. Selain di pusat pemerintahan kerajaan, kapal-kapal perang tersebut

                     juga disimpan di daerah bawahan-bawahan.
                         Kekuatan Keumalahayati sebagai seorang laksamana diuji ketika

                     Kerajaan Aceh mendapat interaksi dari Belanda. Kapal Belanda yang
                     bernama de Leeuw dan Leeuwin pada tanggal 21 Juni 1599 berlabuh di
                     ibu kota Kerajaan Aceh. Cornelis de Houtman dan Frederick de Houtman
                     yang merupakan dua bersaudara masing-masing memimpin kedua
                     kapal tersebut. Kapal Belanda tersebut disambut baik oleh Kerajaan

                     Aceh. Kerajaan Aceh berharap mendapatkan kerjasama yang baik untuk
                     perdagangan lada.

                         Namun, rupanya kapal Belanda tersebut hendak mengacau di Kerajaan
                     Aceh. Laksamana Keumalahayati menggagalkan upaya Belanda tersebut.
                     Menurut cerita, Cornelis de Houtman tewas dibunuh oleh Keumalahayati
                     dalam duel satu lawan satu di geladak kapal. Sedangkan Frederick de
                     Houtman menjadi tahanan Kerajaan Aceh. Di samping sebagai laksamana

                     yang cerdas, Keumalahayati juga memegang jabatan sebagai troop
                     c~vvawdeš.    Jabatan lain yang dipegang adalah diplomat. Ia menjadi
                     diplomat ulung dan bertanggung jawab atas kendali hubungan luar negeri.

                         .






                                                                            Gambar 4.10
                                                                            Bekas reruntuhan
                                                                            dan pangkalan militer
                                                                            armada Inong Balee
                                                                            yang terletak di Desa
                                                                            Lamreh, Aceh. Sumber:
                                                                            Kemendikbud (2018)



                                                             TEMA 04: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT  223
   228   229   230   231   232   233   234   235   236   237   238