Page 70 - Tesis Musdaliva
P. 70

52






                        dan  Bahasa  Konjo.  Perbedaan  bahasa  tersebut  tidak  menjadi  pemisah


                        bagi  masyarakat  tetapi  mereka  saling  memahami  dan  saling  mengerti

                        dengan  bahasa  tersebut.  Selain  bahasa,  di  Desa  Bulusirua  adat  istiadat

                        sebagai kearifan lokal masih terpelihara dengan baik dan menjadi bagian


                        dari  kehidupan  masayarakat.  Kegiatan  adat  yang  dilaksanakan  setiap

                        tahun  adalah  (mangngade’).  Di  Desa  Bulusirua  khususnya  di  Dusun


                        Toasae dan Dusun Sawo Tinggi terdapat sistem pemerintahan adat diluar

                        sistem  pemerintahan  formal  yang  masih  dipertahankan  meskipun  hanya


                        bersifat  simbol  saja.  Pemangku  adat  tersebut  memiliki  sawah  sebagai

                        simbol atas jabatan mereka. Susunan pemangku adat tersebut adalah:


                             1.  Puatta: kepala pemerintahan

                             2.  Gella’:  bertugas  mengurus  kehidupan  masyarakat.  Gella’  terbagi


                                tiga yaitu:

                                a.  Safo  Tinggi:  pemimpin  gella’  dan  bertanggung  jawab  untuk

                                    mengurus bidang pertanian.


                                b.  Safo  Tengnga:  bertanggung  jawab  untuk  mengurus  setiap

                                    pelaksanaan  acara-acara  yang  akan  dilaksanakan  oleh


                                    masyarakat, seperti pernikahan.

                                c.  Safo Beru: bertanggung jawab untuk mengurus perlengkapan


                                    yang dibutuhkan setiap pelaksanaan acara oleh masyarakat.

                                d.  Lallere’: yang bertanggung jawab terhadap keamanan.
   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75