Page 47 - MAJALAH MULIA EDISI NOVEMBER 2021
P. 47
di tingkatkan menjadi kebiasaan Tidak perlu mengeluh kok ke tika
(habit) yang baik. pulang masih ada urusan dapur,
“Ah rempong ya punya anak anak, kebutuhan suami. Sebab tu
banyak?” ya memang. Tetapi gas bekerja adalah ayah, sedang
itu sudah resiko. Jangan pernah ibu berada di rumah. “Seorang is-
menggerutu, atau menyesal. Se tri adalah pemimpin di rumah sua-
bab rempongnya kita, dan ikhlas minya, dan dia bertanggung jawab
nya kita akan menambah pahala terhadap anak-anaknya.”. (HR.
dan keberkahan. Bukhari dan Muslim).
Kata Nabi “Nikahilah perem- Namun jika terpaksa ada tugas
puan yang penyayang dan dapat / kewajiban yang mengharuskan
mempunyai anak banyak kare- kedua orang tua keluar rumah, al
na sesungguhnya aku akan ber- angkah indah jika semua saling
bangga dengan sebab banyaknya bekerja sama. Suami membantu is
kamu dihadapan para Nabi nanti tri, anakanak membantu ibunya.
pada hari kiamat.” [HR Ahmad, Istirahat
Ibnu Hibban dan Sa’id bin Man Orang tua, anak, bahkan bayi
shur). sekalipun, bisa mengalami stress.
Anak banyak yang sholeh/sho Berilah waktu istirahat yang tepat.
lihah menjadikan kita mulia di hada Karena, tubuh juga punya hak un
pan Allah. Sebaliknya anak banyak tuk istirahat. Termasuk istirahat
tapi tidak sholeh/ah merepotkan dari gadget. Sebab berlebihan den
kita di akherat. Tugas kita sabar gan gadget akan banyak menam
mendampingi, dan mendidiknya. bah masalah baik fisik, psikis dan
Prioritas mentalnya.
Prioritaskan mana utama dan Disiplin
mana tidak? Mengerjakan sekolah, Ini tak kalah penting. Jika sudah
kantor, rumah, bermain, istirahat merencanakan, taatilah peraturan
berkumpul keluarga. Temukan pri itu. Jika tidak, semua jadwal di ru
oritasnya, nanti semua akan mu mah tak akan pernah ada efeknya.
dah. Selama mencoba!.*/ Masfufah, MA
Rabi’ul Awal 1443/November 2021 | MULIA 45