Page 19 - Demo
P. 19


                                    11Gambar. Tahapan dalam Desain inovatif8. Capacity BuildingCapacity Building menjadi hal yang mutlak dilakukan agar potensi yang ada dalam diri mahasiswa dapat berkembang jauh lebih optimal. Capacity building berawal dari membangun potensi yang sudah ada untuk kemudian diproses agar lebih meningkat kualitas diri, kelompok, organisasi serta sistem agar tetap dapat bertahan di tengah lingkungan yang mengalami perubahan secara terus menerus. Capacity building merupakan proses pembelajaran dengan serangkaian strategi yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan responsifitas dari performa mahasiswa. Proses meningkatkan performa mahasiswa melalui capacity building dapat dilakukan dengan beragam cara, baik melalui pendidikan dan pelatihan (Diklat) berbasis kompetensi, pembinaan, tugas belajar, dan outbond atau pola permainan.Capacity Building bagi civitas akademika Profesi Ners Poltekkes Kemenkes Semarang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam %u201cmenyelesaikan masalah%u201d (problem solving) dan %u201cpengambilan keputusan%u201d (decision making) secara cepat dan tepat didasarkan pada kecakapan dalam mengidentifikasi %u201ckey problem%u201d; Meningkatkan kemampuan dalam %u201ckepemimpinan dan pemberdayaan%u201d (leadership & empowerment) dan menjadi %u201cagen perubahan%u201d (agent of change) yang efektif dan efisien.C. PEMBIMBING KLINIK DAN AKADEMIK 1. Proses Bimbingana. Bimbingan dilaksanakan oleh preceptor klinik dan atau dosen akademik dengan metode bimbingan yang telah ditetapkan.b. Preceptor melakukan pendampingan/bimbingan pada mahasiswa dalam melaksanakan pencapaian kompetensi klinik dan pengambilan kasus, untuk memvalidasi data sebagai laporan, dan mendampingi dalam memberikan intervensi.c. Mahasiswa berhak mendapatkan bimbingan sesuai jadwal yang telah disepakati bersama dengan preceptor.d. Satu preceptor akademik bertanggung jawab terhadap satu kelompok dalam satu periode praktik. (Jadwal terlampir dalam penjelasan tiap stase).2. Kualifikasi Preceptor Klinika. Latar belakang pendidikan terakhir minimal Ners dengan sertifikasi keahlian sesuai dengan bidangnya.b. Memiliki sertifikat preceptor.c. Bersedia dan mempunyai komitmen tinggi sebagai preceptor.d. Ditetapkan berdasarkan surat keputusan Direktur Rumah Sakit dan Direktur Poltekkes Kemenkes Semarang.
                                
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23