Page 14 - pdf sinartani 4094-4
P. 14

14                         Edisi 9 - 15 Juli 2025  |  No. 4094 Tahun LV                                      A GRI  F AMIL Y


                                                         Waspadai





                                   Anomali Brainrot





                                terhadap Anak­anak








              Dunia digital kini
              banyak dipenuhi
           dengan konten receh.
         Menonton konten receh
         memang salah satu cara
            menghibur diri atau
           menenangkan pikiran
             di tengah padatnya
          aktivitas. Namun perlu
             diwaspadai bahaya
            konten tersebut bagi
             anak­anak, karena
            dapat menyebabkan
         brainrot atau penurunan
           kemampuan kognitif
               serta psikologis
                   seseorang.




             stilah ini pertama kali diper kenalkan   Ia  menuturkan,  pada  anak  tidak memakai sepatu,” ujarnya.       sosial  langsung,”  saran  Dr.  Melly
             oleh Oxford English Dictionary   usia dini yang masih berada pada        Untuk remaja, Melly mengatakan,    seperti dikutip dari laman IPB.ac.id.
             pada tahun 2024 lalu dan menjadi   tahap  praoperasional   menurut    konten ini justru bisa menjadi sarana
             Oxford Word of the Year. Meski   teori Piaget, konten absurd berisiko   melatih kemampuan mengenali pola      Dampak Brainrot bagi Anak
             tidak termasuk dalam kondisi     mengacaukan     pemahaman      ter­  atau  pattern recognition. Konten     Istilah “brain rot” sendiri men cermin­
       Imedis,  brain rot  tetap tidak bisa   hadap realitas. Sebab, anak­anak     absurd    menciptakan    semacam      kan kondisi psikologis akibat gaya
          dibiarkan karena bisa menimbulkan   belum mampu membedakan fantasi       cognitive playground yang melatih     hidup digital masa kini yang dipenuhi
          kecemasan, bahkan depresi.          dan kenyataan.                       deteksi anomali, keterampilan yang    scrolling tanpa henti, menonton
             Brainrot bisa dialami siapa saja    “Visual yang  hiper-absurd  dapat   sangat penting di era banjir informasi   secara  maraton, dan multitasking.
          yang memiliki kebebasan akses       memicu pelepasan dopamin secara      saat ini.                             Dr Melly mengungkapkan, perilaku
          menggunakan  internet,  baik  anak­  berlebihan, yang berdampak pada        Untuk melindungi anak dari         ini menyebabkan cognitive overload,
          anak,  remaja,   maupun     orang   fokus dan emosi,” katanya. Selain    dampak negatif yang ditimbulkan,      kelelahan mental, dan berkurangnya
          tua. Gejala yang dirasakan setiap   itu, ungkap Melly, narasi yang       Melly menyarankan enam langkah        fokus.
          orangpun bisa berbeda­beda. Misal­  tidak koheren dapat menghambat       yang dapat dilakukan orang tua.         “Paparan berlebihan terhadap
          nya, ditandai dengan terlalu banyak   pemahaman struktur bahasa anak.    Pertama,  bangun literasi digital.    video berdurasi pendek mengubah
          menerima informasi kurang penting,     Sementara itu, pada kalangan      Orang tua perlu menjelaskan bahwa     preferensi otak terhadap stimulasi
          menurunnya daya ingat, mudah        remaja, paparan konten  absurd       konten AI seperti mimpi aneh, bukan   cepat,”  katanya.  Karena  itu,  ia
          cemas, dan mata mudah lelah.        secara terus­menerus  dapat  mem­    realitas. “Kedua, batasi akses. Aktifkan   mengingatkan,  penting bagi orang
             Ada   beberapa   cara   meng­    bentuk pola pikir tidak logis. Paparan   restricted mode, dengan membatasi   tua mengenali gejala awal “brainrot”.
          atasi  brainrot adalah dengan me­   berlebihan makin menguatkan pola     durasi misalnya 5 menit per hari, dan   Gangguan ini dapat muncul dalam
          laku kan teknik pomodoro, me­       pikir semakin tidak masuk akal,      hindari penggunaan gawai satu jam     bentuk  kognitif,  bahasa,  emosi,
          nerapkan  screen  time,  melakukan   semakin menarik. “Ini mengurangi    sebelum tidur,” ucapnya.              maupun sosial.
          kurasi konten, dan lebih banyak     kemampuan      berpikir  sistematis,”   Ketiga, ia melanjutkan, ubah         “Anak bisa sulit konsentrasi, sering
          melakukan aktivitas  offline. Nah,   katanya.  Bahkan    lanjut  Melly,  kon sumsi   pasif  menjadi   aktif.   lupa instruksi sederhana, bicaranya
          Fenomena viral “Anomali Brainrot”   konten semacam ini juga dapat        Orangtua agar mengajak anak           patah­patah,   atau   kosakatanya
          yang ramai beredar di media sosial   mengikis empati karena sering kali   meng analisis   konten    absurd.    menyusut. Secara emosional, mereka
          mulai menarik perhatian kalangan    menghilangkan konteks emosional      Misalnya    dengan    memberikan      bisa tertawa histeris saat online tetapi
          akademisi.                          dari suatu peristiwa.                pertanyaan, “Sebutkan tiga hal        datar  ketika  diajak bicara.  Ada  juga
             Salah satunya Dr Melly Latifah,                                       tidak masuk akal di video ini!”       yang marah ketika gadget diambil,”
          dosen IPB University dari Divisi       Pendekatan Tepat                     Keempat,      latih    cognitive   tuturnya.
          Perkembangan Anak, Departemen          Meski demikian, menurut Dr Melly,   anchoring.  Hubungkan     konten      Ia  juga  mengingatkan  bahwa
          Ilmu  Keluarga   dan   Konsumen,    konten  absurd  tidak  sepenuhnya    absurd dengan fakta, seperti, “Hiu    setiap usia menunjukkan gejala
          Fakultas  Ekologi Manusia. Menurut­  berbahaya jika dikelola dengan      tidak berkaki, kan?” Kelima, edukasi   berbeda. Misalnya, untuk Balita
          nya, di balik kelucuan konten       pendekatan yang tepat. Ia menyebut   bahaya absurditas. Jelaskan bahwa     mungkin meniru gerakan  absurd
          absurd, seperti manusia berwujud    bahwa    dalam   kondisi  tertentu,  konsumsi berlebihan bisa mengubah     yang mereka lihat. Anak usia SD
          pentungan kayu (tung­tung tung      konten seperti ini dapat merangsang   jalur saraf,  layaknya makan permen   bisa mengalami penurunan nilai
          sahur),  hiu   memakai     sepatu,  kreativitas  dan  fleksibilitas  berpikir.    secara  terus­menerus.  Keenam,  drastis. Sementara remaja mulai
          atau cappuccino berkepala balerina,   “Bagi balita, orang tua harus memberi   lakukan digital detox.  “Apabila   berkomunikasi  dengan    bahasa
          ter sembunyi potensi dampak serius   penjelasan. Katakan saja, ini hanya   konsumsi  sudah  tak   terkendali,  meme.  Pendampingan orang tua
          terhadap perkembangan anak dan      khayalan AI (artificial intelligence,red)   matikan internet selama 3–7 hari   juga sangat dibutuhkan pada anak­
          remaja.                             semata. Dalam dunia nyata, ikan hiu   dan ganti dengan aktivitas fisik atau   anak yang kecanduan gadget. Yul
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19