Page 20 - UAS - Adelia Rahma - 064
P. 20

Penculikan dan pembunuhan para jenderal oleh PKI segera tersiar. Panglima

                          Komando  Strategi  Cadangan  TNI  AD  (Pangkostrad)  Mayjen  Soeharto  segera
                          mengambil alih komando TNI AD. Sesuai tradisi di lingkungan TNI AD apabila

                          Men/Pangad berhalangan segera digantikan oleh Pangkostrad.
                                 Mayjen  Soeharto  mengoordinasi  penumpasan  mulai  tanggal  1

                          Oktober1965. Pasukan  Resimen Para Komando TNI Angkatan  Darat  (RPKAD)

                          dipimpin Letkol Sarwo Edhie Wibowo merebut RRI dan gedung Telekomunikasi.
                          Jakarta dengan mudah bisa direbut TNI.

                                 Mayjen  Soeharto  kemudian  mengumumkan  telah  terjadinya  perebutan
                          kekuasaan oleh Gerakan 30 September. Pengumuman dilakukan pukul 20.00WIB

                          tanggal 1 Oktober 1965. Beliau juga mengumumkan bahwa Presiden Soekarno dan

                          Menko Hankam/KASAB JenderalA.H. Nasution dalam keadaan selamat.
                                 Antara  Angkatan  Darat,  Angkatan  Laut,  dan  kepolisian  sepakat  untuk

                          menumpas  G  30  S.  Operasi  kemudian  dilanjutkan  ke  kawasan  Halim  Perdana
                          kusuma. Kawasan ini merupakan basis PKI yang pernah digunakan untuk melatih

                          Gerwani dan Pemuda Rakyat. Kawasan ini dengan mudah dikuasai kembali pukul
                          06.10 tanggal 2 Oktober 1965.

                                 Operasi kemudian dilanjutkan untuk menemukan

                          jenderal-jenderal  korban  penculikan.  Jenazah  keenam
                          perwira TNI AD ditemukan didalam sumur tua di Lubang

                          Buaya.  Penemuan  ini  berkat  petunjuk  Ajun  Brigadir
                          Polisi  Sukitman  yang  berhasil  meloloskan  diri  dari

                          penculikan PKI. Setelah disemayamkan di Markas Besar

                          TNI  AD,  jenazah  keenam  pimpinan  TNI  AD  tersebut
                          dimakamkan  di  Kalibata  bertepatan  dengan  hari  ABRI

                          tanggal 5 Oktober 1965.
                                 Upaya  penumpasan  terhadap  sisa-sisa  G  30  S/PKI  terus  dilakukan.

                          Sementara itu, rakyat mengekspresikan kemarahannya dengan membakar kantor

                          PKI di Kramat Raya. Demonstrasi dan aksi mahasiswa anti-PKI pun mulai ber-
                          langsung  di  Jakarta.  Pada  tanggal  9  Oktober  1965  Kolonel  A.  Latief  berhasil

                          ditangkap di Jakarta. Letkol Untung juga berhasil ditangkap di Tegal tanggal 11
                          Oktober 1965 saat hendak melarikan diri ke Jawa Tengah.

                                 Jawa  Tengah  merupakan  basis  kedua  PKI  setelah  Jakarta.  Penumpasan
                          dipimpin oleh Pangdam VII/Diponegoro Brigjen Surjosumpeno dengan dibantu


                                                                                                       20
   15   16   17   18   19   20   21