Page 4 - 02_Zubdatul amalia_1B_Makalah revisi
P. 4
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Sudah tidak asing lagi bukan kalo membahas tentang permasalahan gizi
apalagi gizi buruk. Umumnya masalah gizi buruk yaitu masalah kesehatan
masyarakat yang juga mencakup dalam permasalahan gizi. Dimana yang
mengalaminya bukan cuman orang tua / orang dewasa, ternyata balita pun masih
ada yang mengalami permasalahan gizi buruk. Kurangnya gizi pada masa balita
dapat menimbulkan gangguan tumbuh kembang secara fisik, yaitu keterlambatan
perkembangan otak, keterlambatan tumbuh kembang balita serta juga dapat
menyebabkan berhentinya pertumbuhan pada balita. Setelah melewati masa balita
dan memulai masa pertumbuhan, tubuh balita bisa atau tetap menjadi pendek
(stunting) dan kurus (wasting).
Faktor penyebab langsung adalah makanan dan penyakit menular yang
dapat diderita oleh anak. Ketahanan pangan rumah tangga, pola asuh, pelayanan
kesehatan, dan kesehatan lingkungan termasuk pada faktor penyebab tidak
langsung. Pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan merupakan sarana dan
prasarana kesehatan esensial yang dapat diakses oleh keluarga, serta tersedianya air
minum (Istiono et al., 2009).
Pentingnya gizi seimbang pada anak kecil berdampak besar pada
pertumbuhan, perkembangan, dan kecerdasan anak. Orang tua beranggapan bahwa,
tanpa berkonsultasi dengan ahlinya, pola makan anak sedemikian rupa sehingga
anak kecil mengalami malnutrisi dan keterlambatan dalam menanganinya (Sinaga &
Simanjuntak, 2020).
Peran puskesmas, posyandu dan dinas kesehatan sangat penting dalam
mengungkap gizi buruk di masyarakat. Keadaan ini disebabkan oleh minimnya
perhatian terhadap karakteristik ibu kurang gizi, seperti pendidikan, pengetahuan,
sikap dan perilaku ibu. Pengetahuan ibu adalah tingkat pemahaman dan
kemampuan ibu balita dalam menjawab pertanyaan tentang pemberian makan
1