Page 38 - E-LKPD Momentum dan Impuls kelas X SMA/MA
P. 38

dikenal  sebagai  Hukum  Kekekalan  Momentum  Linier.  Secara  matematis  untuk

                        dua benda yang bertumbukan dapat dituliskan:


                                                      p A + p B = p A’ + p B’

                            atau
                                                m Av A + m Bv B = m Av A’ + m Bv B’

                                      p A, p B  = momentum benda A dan B sebelum tumbukan
                                      p A’, p B’= momentum benda A dan B sesudah tumbukan

                               Perlu diingat bahwa penjumlahan di atas adalah penjumlahan vektor

                            Pada tumbukan dua buah benda selama benda A dan B saling kontak maka
                        benda  B  mengerjakan  gaya  pada  bola  A  sebesar  F AB.  Sebagai  reaksi  bola  A

                        mengerjakan  gaya  pada  bola  B  sebesar  F BA.  Kedua  gaya  sama  besar  tapi
                        berlawanan  arah  dan  sama  besar  (Hukum  Newton  III).  Secara  matematis  dapat

                        ditulis (Nurlina dan Riskawati, 2017: 95-96):

                                                          F AB = -F BA

                            Dari  beberapa  pengertian  diatas  dapat  kita  simpulkan  bahwa  hukum

                        kekekalan momentum merupakan fenomena setiap kali terjadi tumbukan. Hukum

                        kekekalan momentum menyatakan bahwa total momentum sistem yang terisolasi
                        (tidak  ada  gaya  eksternal  yang  bekerja)  akan  tetap  konstan  sepanjang  waktu,

                        asalkan tidak ada gaya eksternal yang bekerja pada sistem tersebut.
                            Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari ialah sistem kerja roket ketika

                        akan lepas landas atau disebut dengan fenomena blast-off merupakan salah satu
                        fenomena  yang  erat  hubungannya  dengan  hukum  kekekalan  momentum.  Gaya

                        dorong yang dialami roket dikarenakan adanya perubahan massa sebagai dampak

                        dari  pembakaran  bahan  bakar  roket.  Gaya  dorong  inilah  yang  membuat  roket
                        mempunyai  kelajuan  awal  agar  roket  dapat  mengudara.  Semakin  besar  rasio

                        perubahan massa bahan bakar terhadap massa total roket, membuat roket dapat

                        mengudara dengan kelajuan awal lebih cepat dengan jarak tempuh yang semakin
                        jauh  dan  waktu  mengudara  yang  semakin  lama  (Alpi  Mahisha  Nugraha  dan

                        Nurullaeli, 2019: 9).


                                                              30
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43