Page 12 - E-Modul Sistem Pertahanan Tubuh Manusia
P. 12

B. MEKANISME SISTEM PERTAHANAN TUBUH




        1. Pertahanan Non-Spesifik
        1. Pertahanan Non-Spesifik




             Merupakan  garis  pertahanan  ke-2  bagi  tubuh
             terhadap infeksi. Fagositosis meliputi beberapa
             tahapan  yaitu  penelanan  dan  pencernaan
             mikroorganisme  dan  toksin  yang  berhasil
             masuk  ke  dalam  tubuh  yang  dilakukan  oleh
             neutrofil  dan  makrofag  (derivat  monosit).
             Dimana,  pergerakan  keduanya  dipengaruhi
             oleh  zat  kimia  (kemotaksis)  yang  diproduksi
             oleh  mikroorganisme,  leukosit  lain,  atau
             komponen sel darah lainnya.
             Makrofag terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

              1)  Histiosit,  makrofag  jaringan  ikat  yang
                 menetap/berkeliaran.

              2)  Monosit, makrofag yang bergabung untuk
                 membentuk          sel    raksasa      asing     (sel         Gambar 1. Proses Fagositosis
                 multinukleus)  sebagai  penahan  di  antara                Sumber: Manoppo & Kolopita, 2014

                 benda  asing  dan  jaringan  tubuh,  seperti
                 pada penderita TBC.

              3)  Sistem  retikuloendotelial,  kombinasi  antara  monosit  fagositik,  makrofag
                 bergerak, dan jaringan tetap.















                                                                             Gambar 2. Proses Inflamasi
                                                                             Sumber: Biologi edukasi, 2020


            Inflamasi  (peradangan)  merupakan  reaksi  lokal  jaringan  terhadap  infeksi  atau
            cedera.  Hal  ini  dapat  disebabkan  akibat  terbakar,  toksin,  produk  bakteri,  gigitan
            serangga,  atau  pukulan  keras.  Sifat  dari  inflamasi  ini  bisa  jangka  pendek  (akut)
            maupun  jangka  panjang  (kronik).  Dimana,  tubuh  akan  merasakan  gejala
            kemerahan, panas, bengkak, nyeri, bahkan kehilangan fungsinya akibat merespon
            infeksi.  Efek  inflamasi  ini  dapat  menyebabkan  deman  hingga  infeksi  teratasi  dan
            leukositosis karena terjadi peningkatan produksi leukosit di dalam sumsum tulang
            belakang.


        5
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17