Page 117 - Modul Perkuliahan Getaran dan Gelombang FlipDFP Pro
P. 117
8.1.3 Cepat Rambat Bunyi
Di SMP telah dibahas bahwa kilat dan guntur terjadi secara
bersamaan. Akan tetapi, kita selalu melihat kiat dahulu baru kemudian
mendengar bunyi gunturnya. Fenomena alamiah ini membuktikan
bahwa bunyi memerlukan waktu untuk merambat dari satu tempat ke
tempat lain. Hasil bagi antara jarak yang ditempuh, s, dengan selang
waktu, t, didefinisikan sebagai cepat rambat bunyi, v. Jadi,
= (8-1)
Cepat rambat bunyi di udara kira-kira 340 m/s. Telah Anda ketahui,
cepat rambat bunyi terbesar dalam zat padat karena jarak antar
partikelnya paling dekat.
Misalnya, suatu saat Anda melihat kilat dan baru 20 sekon kemudian
mendengar bunyi guntur. Untuk cepat rambat bunyi diudara 340 m/s,
maka jarak tempat asal kilat dengan Anda kira-kira s = vt = (340 m/s)
(20 s) = 6800 m.
8.1.3.1 Cepat Rambat Bunyi di Udara
Sebelum Anda merancang percobaan untuk mengukur cepat
rambat bunyi di udara, Anda perlu memahami dahulu gelombang
stasioner dalam sebuah tabung resonansi. Sebuah tabung resonansi
ditunjukkan pada Gambar 8.2a. Mula-mula permukaan atas tabung
hampir sejajar dengan permukaan air dalam bejana. Dalam keadaan
ini, minta teman Anda untuk menggetarkan garpu tala diatas tabung.
Kemudian turunkan tabung secara perlahan sampai Anda mendengar
bunyi dengungan. Itu adalah resonansi ke satu dan bentuk gelombang
stasionernya ditunjukkan pada Gambar 8.2a. Posisi di permukaan air
selalu terbentuk simpul S (karena molekul-molekul udara pada posisi
ini tak dapat bergerak bebas). Posisi pada ujung tabung selalu
terbentuk perut P . Mengapa?
Wahyudi, S.Pd, M.Si, dkk / Modul Perkuliahan Getaran dan Gelombang 107