Page 29 - Modul Elektronik Tematik PjBL Kelas IV SD
P. 29

Belanda mengirim peringatan kepada Radin Inten II agar paling lambat dalam waktu
                lima  hari,  ia  dan  seluruh  pasukannya  menyerahkan  diri.  Bila  tidak,  Belanda  akan

                melancarkan  serangan.  Singaberanta  pun  dikirimi  surat  yang  mengajaknya  untuk
                berdamai.


                    Pada tanggal 16 Agustus 1856 pasukan Belanda pun mulai melancarkan serangan.

                Sasaran mereka hari itu ialah merebut Benteng Bendulu. Pukul 08.00 mereka sudah tiba

                di Bendulu setelah menempuh jarak setapak di punggung gunung yang cukup terjal. Akan
                tetapi, mereka menemukan benteng itu dalam keadaan kosong.



                    Singaberanta sudah memindahkan pasukannya ke tempat lain. Ia dengan sengaja

                menghindari perang terbuka, sebab yakin bahwa pasukan lawan yang dihadapinya jauh
                lebih kuat. Pasukannya disebar di tempat-tempat yang cukup tersembunyi dengan tugas

                melakukan pencegatan terhadap patroli pasukan Belanda yang keluar benteng. Sesudah

                menduduki  Benteng  Bendulu,  sebagian  pasukan  Belanda  bergerak  ke  benteng  Hawi

                Berak yang dapat mereka kuasai pada tanggal 19 Agustus.

                    Sampai bulan Oktober 1856 sudah dua setengah bulan Belanda melancarkan operasi

                militer.  Satu  demi  satu  benteng  pertahanan  Radin  Inten  II  berhasil  mereka  duduki.

                Namun,  Radin  Inten  II  masih  belum  tertangkap.  Sementara  itu,  Belanda  mendapat
                lap  oran bahwa Radin Inten II sudah pergi ke bagian utara Lampung, menyeberangi Way
                Seputih. Berita lain mengabarkan bahwa Singaberanta berada di Pulau Sebesi.


                     Belanda mengarahkan pasukan untuk memotong jalan Radin Inten II. Pasukan juga
                dikirim ke Pulau Sebesi untuk mencari Singaberanta. Hasilnya nihil. Baik Radin Inten II

                maupun  Singaberanta  tidak  mereka  temukan.  Kolonel  Welson  hampir  putus  asa,  ia

                merasa dipermainkan oleh seorang anak muda berumur 22 tahun.


                    Pada saat Radin Inten menyantap makanan tersebut, secara tiba-tiba ia diserang oleh
                Radin  Ngerapat  dan  anak  buahnya.  Perkelahian  yang  tidak  seimbang  pun  terjadi.

                Serdadu  Belanda  keluar  dari  tempat  persembunyiannya  dan  ikut  mengeroyok  Radin

                Inten II. Radin Inten II tewas dalam perkelahian itu. Malam itu juga mayatnya yang masih

                berlumuran darah diperlihatkan kepada Kolonel Welson.

                    Raden Inten II tewas karena pengkhianatan yang dilakukan oleh orang sebangsanya

                dalam usia sangat muda, 22 tahun. Pada tahun 1986 Pemerintah Republik Indonesia

                menganugerahinya gelar pahlawan nasional.

                    Sumber: www.wikipedia.org
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34