Page 32 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 NOVEMBER 2021
P. 32

Judul               Buruh Minta BPS Rilis Data Variabel kenaikan Upah
                Nama Media          Kontan
                Newstrend           Upah Minimum 2022
                Halaman/URL         Pg14
                Jurnalis            vendy susanto
                Tanggal             2021-11-09 05:06:00
                Ukuran              102x282mmk
                Warna               Hitam/Putih
                AD Value            Rp 21.675.000

                News Value          Rp 65.025.000
                Kategori            Ditjen PHI & Jamsos
                Layanan             Korporasi
                Sentimen            Negatif




              Ringkasan
              Pekerja  dan  pengusaha  tengah  menanti  besaran  kenaikan  upah  minimmu  provinsi  dan
              kabupaten/kota (UMP/K) tahun 2022. Berbeda dengan penetapan upah tahun-tahun sebelumnya
              yang bisa dihitung oleh pekerja dan pengusaha, perkiraan penetapan UMP tahun ini tidak bisa
              dihitung sendiri oleh pekerja atau pengusaha lantaran data-data variabel penetapan upah yang
              dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) tidak dipublikasikan dan disosialisasikan.



              BURUH MINTA BPS RILIS DATA VARIABEL KENAIKAN UPAH

              Pekerja  dan  pengusaha  tengah  menanti  besaran  kenaikan  upah  minimmu  provinsi  dan
              kabupaten/kota (UMP/K) tahun 2022. Berbeda dengan penetapan upah tahun-tahun sebelumnya
              yang bisa dihitung oleh pekerja dan pengusaha, perkiraan penetapan UMP tahun ini tidak bisa
              dihitung sendiri oleh pekerja atau pengusaha lantaran data-data variabel penetapan upah yang
              dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) tidak dipublikasikan dan disosialisasikan.

              Sekretaris Jenderal Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) Timboel Siregar mengatakan,
              sejatinya  BPS  Provinsi  sudah  merilis  data  variabel  penetapan  upah  dan  dikirimkan  ke
              Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) dan Dewan Pengupahan Provinsi, hanya saja data
              tersebut tak diketahui oleh publik, terutama oleh pekerja.

              "Ini  masalahnya,  data  BPS  itu  sebenarnya  data  publik,  namun  tidak  terinformasikan.  Bila
              dipublikasikan,  pekerja  bisa  menghitung  sendiri  kenaikan  upah  dan  menghindari  dugaan
              manipulasi data," ujar Timboel kepada KONTAN, Senin (8/11).

              Ia mengaku khawatir dengan ketidakterbukaan data tersebut karena beipotensi Surat Keputusan
              (SK) Gubernur tentang penetapan upah di sejumlah wilayah akan digugat ke Pengadilan Tata
              Usaha Negara (PTUN), terutama soal tidak transparannya data variabel pentapan upah ini.

              "Jadi kalau seperti ini ada kesan, pekerja pasrah terhadap data BPS," iyar dia.
              Sebagai  informasi,  setidaknya  ada  lima  data  BPS  Provinsi  yang  harus  dipublikasikan,  yakni
              pertumbuhan ekonomi provinsi, inflasi provinsi, konsumsi rata-rata per kapita provinsi, rata-rata


                                                           31
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37