Page 95 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 NOVEMBER 2021
P. 95

SERIKAT PEKERJA MINTA ANIES CARI TITIK TENGAH

              JAKARTA -- Ketua DPW DKI Jakarta Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Winarso,
              mengatakan,  sesuai  dengan  tuntutan  para  pekerja,  upah  minimum  provinsi  (UMP)  memang
              seharusnya naik tujuh hingga 10 persen.

              Kendati demikian, dirinya sadar jika hal itu tidak akan memungkinkan untuk terjadi.

              "Tidak memungkinkan UMP tahun 2022 akan naik sesuai tuntutan pekerja," kata Winarso kepada
              Republika, Senin (8/11).
              Menurut dia, hal itu kemungkinan besar terjadi karena adanya regulasi dari pemerintah yang
              menyulitkan kenaikan UMP. Utamanya, dari UU Ciptakerja dengan turunannya PP Nomor 36
              Tahun 2021 tentang pengupahan.

              "Oleh karena itu pihak pekerja masih berharap adanya kebijakan dari Gubernur Anies agar dapat
              mencari titik tengah terkait penetapan kenaikan UMP Tahun 2022," tuturnya.

              Lebih jauh, menurut dia, jika mengacu berdasarkan survei standar Kebutuhan Hidup Layak (KLH)
              yang dilakukan serikat pekerja, maka idealnya UMP 2022 adalah Rp 5.305.000.

              Jika hal tersebut masih belum ada kejelasannya, pihak buruh, kata dia, akan kembali melakukan
              aksi unjuk rasa pada 10 November nanti. Dikatakan dia, aksi itu akan dilakukan di berbagai
              wilayah  kota  DKI  dan  provinsi  lainnya  untuk  meminta  para  Gubernur  agar  memperhatikan
              tuntutan dari para pekerja.

              Sebelumnya, pada Selasa (26/10) silam, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) bersama
              dengan Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) juga sempat melakukan aksi unjuk
              rasa menuntut UMP dan upah minimum sektoral provinsi (UMSP).

              Aksi itu, dikatakan para buruh, termasuk Winarso, karena tidak ada respon positif dari Gubernur
              DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan.
              Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, meminta maaf soal upah minimum provinsi
              (UMP) DKI 2022 yang belum ada angka pastinya. Kendati demikian, pihaknya mengaku akan
              mengkoordinasikan angka tersebut dengan semua pihak, termasuk buruh dan swasta.

              "Jadi mohon maaf, peningkatan UMP akan kita upayakan meningkat. Namun angkanya mungkin
              belum bisa sesuai dengan harapan kita bersama," kata Riza, Ahad (7/11).

              Meski  telah  berdasarkan  penghitungan  rumus  pengupahan  yang  mengacu  pada  Peraturan
              Pemerintah  (PP)  Nomor  36  Tahun  2021  tentang  Pengupahan,  Riza  mengaku  belum  bisa
              menyebutkan angka UMP 2022.

              Dia menambahkan, untuk mendapatkan persetujuan bersama, memang perlu ada kerjasama
              semua pihak. Terlebih, saat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan para Buruh disebutnya juga
              menginginkan adanya peningkatan upah setiap tahun.

              "Begitu juga swasta, mereka ingin ada peningkatan karena itu bagian dan bukti pertumbuhan
              ekonomi dan kesejahteraan," jelas dia.
              Namun demikian sekali lagi, kata dia, pihaknya masih menghadapi Covid-19. Di masa pandemi
              saat ini, lanjut dia, ada masalah lain disamping masalah ekonomi yang harus dibetulkan. "Kita
              selesaikan bersama," ucapnya.




                                                           94
   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100