Page 70 - Kliping Ketenagakerjaan 25 April 2019
P. 70
Title 16 JUTA PEKERJA SAWIT TERDAMPAK KEBIJAKAN DISKRIMINATIF EROPA
Media Name bisnis.com
Pub. Date 24 April 2019
https://ekonomi.bisnis.com/read/20190424/99/914981/16-juta-pekerja-saw it-
Page/URL
terdampak-kebijakan-diskriminatif-eropa
Media Type Pers Online
Sentiment Negative
Kalangan pekerja dan petani sawit terancam kebijakan Uni Eropa yang akan melarang
penggunaan sawit sebagai bahan baku biofuel. Uni Eropa diminta mempertimbangkan
keputusannya karena berpotensi menimbulkan gejolak sosial dan ekonomi di
Indonesia.
Nursanna Marpaung, Sekretaris Eksekutif Sekretaris Eksekutif Jejaring Serikat
Pekerja/Serikat Buruh Sawit Indonesia (JAPBUSI) mengatakan kebijakan Eropa akan
berdampak kepada keberlangsungan industri sawit terkait perlindungan sawit secara
menyeluruh.
Menurutnya, industri sawit di Indonesia berkontribusi bagi penyerapan tenaga kerja
sebagai gambaran jumlah pekerja di perkebunan rakyat, swasta dan negara sebanyak
3,78 juta orang dan terdapat 2,2 juta petani. Total jumlah pekerja yang terlibat dalam
rantai pasok sawit mencapai 16,2 juta jiwa.
"Kami mengutuk tindakan EU (red- Europe Union/Uni Eropa) yang berencana
menghentikan pembelian sawit dari Indonesia. Seharusnya Eropa tidak hanya melihat
deforestasi. Tetapi pikirkan juga manusianya," katanya dalam siaran resmi, Selasa
(23/4/2019).
Dalam Diskusi Membedah Peranan dan Kepatuhan Industri Sawit di Sektor Tenaga
Kerja Nursanna mendukung upaya pemerintah dalam rangka melawan diskriminasi
sawit di Eropa.
"Pemerintah harus bersikap tegas karena ini menyangkut nasib para pekerja yang
menggantungkan hidupnya dari sawit. Anggota kami di JAPBUSI hingga 2 juta orang
yang bekerja di sawit," kata Nursanna.
Sumarjono Saragih, Ketua Bidang Ketenagakerjaan GAPKI, menjelaskan ancaman
nyata yang dihadapi industri sawit lantaran tingginya tuntutan dan standar di pasar
global. Ada enam tuduhan yang kerap dialamatkan yaitu status ketenagakerjaan,
dialog sosial antara perusahaan dengan pekerja, keselamatan dan kesehatan kerja,
mempekerjakan anak, upah yang minim dan lemahnya pengawasan pemerintah.
"Dengan isu lingkungan sudah kewalahan. Ditambah lagi isu anak dan pekerja. Kalau
terus digaungkan maka akan berdampak besar bagi industri," katanya.
Isu negatit ketenagakerjaan jika tidak bisa diselesaikan akan membuat iklim investasi
ikut meredup. Sumarjono menyimpulkan industri sawit berada dalam ancaman. Di
satu sisi biaya operasional termasuk upah pekerja terus naik, tapi harga sawit
fluktuatif dan produktivitas kebun cenderung stagnan.
Page 69 of 119.