Page 57 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 MEI 2019
P. 57
Titi menyebutkan, rerata honorer K2 hanya mengandalkan kebijakan dari pimpinan
instansi maupun kepala sekolah. Kalau lagi ada uang ya dapat sekadar bingkisan.
Kalau tidak ya terpaksa bersabar.
"Mau bagaimana lagi namanya juga honorer. Dibutuhkan tenaganya tapi tidak
dihitung untuk penggajiannya atau honornya. Sepanjang ada anggaran ya dikasih.
Kalau tidak ada ya biasa hanya jadi penonton PNS terima puluhan juta," ucapnya.
Jauh di lubuk hati paling dalam, guru honorer di Banjarnegara ini Ingin merasakan
THR seperti apa. Selama hampir 16 tahun jadi abdi pemerintah belum pernah Titi
merasakan yang namanya THR. Dengar dan lihat iya, tapi terima dan rasakan belum
pernah.
Meski begitu Titi dan rekan-rekannya sesama honorer K2, tidak patah arang.
Berbagai cara dilakukan untuk merayakan lebaran mubarok. Seperti kerja sambilan
jadi buruh bangunan, sales, jualan kue dan baju.
Tidak sedikit pula yang memilih ngutang. Semuanya dilakukan demi rendang, opor
ayam, dan ketupat lebaran.
"Memang sih agak memaksakan diri tapi siapa sih yang enggak ingin saat lebaran
tampil beda. Apalagi masyarakat itu enggak tahu kalau kami ini honorer. Tahunya
mereka kami PNS. Masa lebaran kasih ikan teri, sayur asem, sama nasi?," tuturnya.
Saat mau lebaran begini, dari awal bulan Ramadan banyak honorer yang sudah
peras keringat agar mendapatkan penghasilan tambahan, minimal buat beli baju
anak-anak dan sekadar beli daging ayam buat lebaran.
Titi hanya bisa mengelus dada melihat kehidupan honorer K2 di Jakarta dan
Surabaya. Walaupun sama-sama honorer tapi, honorer K2 di dua daerah itu lebih
sejahtera.
Titi dan rekan-rekannya di daerah lain hanya digaji Rp300 ribu per bulan yang
dirapel per triwulan. Sedangkan honorer di dua kota tersebut menerima gaji setara
UMR.
Titi selalu mewanti-wanti honorer K2 DKI dan Surabaya untuk selalu bersyukur,
karena lebih diperhatikan daerahnya walaupun tidak sebanding PNS. Minimal selalu
ada harapan dapat rezeki menjelang lebaran. Daripada honorer K2 daerah lain
bayarannya tiga bulan sekali. Kalau dihitung tiap bulan masih nombok untuk
transport.
"Namun ya sudahlah. Ini sudah jalan yang digariskan Allah. Ya saya kembalikan lagi
semuanya ke Allah. Barangkali menjadi honorer ini salah satu jalan untuk
memudahkan nanti di akhirat menuju surganya Allah. Daripada mengeluh terus dan
dipikir yang ada hanya kecewa terluka dan sakit hati. Serahkan dan pasrahkan saja
pada Allah pasti semuanya akan beres nantinya," tuturnya.
Page 56 of 115.