Page 58 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 MEI 2019
P. 58
Nur Baiti, koordinator PHK2I DKI Jakarta, punya cerita berbeda dengan Titi. Guru
honorer DKI ini harus berjuang sendiri untuk kedua anaknya. Alhasil gaji maupun
sedikit THR yang diterima dirasakan pas-pasan. Tidak berlebihan, tidak kurang.
Sebagai single parent, Nur memang harus pintar mengelola uang gaji Rp3,950 juta
per bulan. Hidup di Jakarta yang biayanya serba mahal membuat Nur tidak boleh
gegabah.
"Kalau ngomongin THR saya bingung. Dibilang dapat ya alhamdulillah. Dibilang
enggak dapat, nyatanya ya dapat tapi masih jauh berbeda dengan yang PNS. Tetap
disyukuri saja. Alhamdulillah setiap tahun kebutuhan anak anak tercukupi,"
ucapnya.
Lebaran 2019 ini menurut Nur sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
PNS benar-benar dimanjakan. Selain dapat THR setara pendapatan satu bulan (gaji
pokok dan tunjangan), juga gaji ke-13. Belum lagi dapat uang sertifikasi dan
tunjangan kinerja daerah (TKD).
"Jadi kalau honorer hanya dapat THR sebesar satu bulan gaji. PNS bisa dapat lebih.
Contoh di sekolah saya yang golongan 3A, mereka setiap lebaran bisa dapat THR
hampir Rp 20 juta dari tunjangan yang didapat," terangnya.
Nur menyebutkan, kebijakan THR untuk honorer K2 baru didapatkan di 2016 zaman
kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Keputusan itu dituliskan dalam
Pergub dan sampai sekarang masih digunakan.
Sumarni Azis, korwil PHK2I Sulawesi Selatan, tidak seberuntung Nur. Namun masih
lebih beruntung dibandingkan Titi. Dia dan rekan-rekannya mendapatkan THR dari
atasannya . Itu pun hanya ratusan ribu rupiah ditambah sembako hasil keuntungan
koperasi seadanya. (jpnn)
Page 57 of 115.