Page 105 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 APRIL 2020
P. 105

Title          DINILAI TAK TEPAT, PP FATAYAT NU MINTA KARTU PRAKERJA DIKAJI ULANG
               Media Name     sindonews.com
               Pub. Date      22 April 2020
                              https://nasional.sindonews.com/read/5662/15/dinilai-tak-tepat-pp-fatay at-nu-minta-
               Page/URL
                              kartu-prakerja-dikaji-ulang-1587517477
               Media Type     Pers Online
               Sentiment      Negative










               Ketua Umum Pimpinan Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama (PP Fatayat NU), Anggia
               Erma Rini meminta pemerintah mengevaluasi kembali program Kartu Prakerja yang
               saat ini sedang berlangsung.

               "Sebelum terlalu jauh, pemerintah harus mendengar betul masukan berbagai
               elemen masyarakat terhadap pelaksanaan program Prakerja yang sedang berjalan
               di masa pandemi ini," ujar Anggia dalam keterangan tertulis kepada SINDOnews,
               Rabu (22/4/2020).

               Menurut Anggia, banyak masalah terjadi dan banyak hal yang tidak tepat diterapkan
               dalam mekanisme Kartu Prakerja di situasi sekarang. "Fatayat NU menerima
               beragam laporan dan keluhan masyarakat terkait proses Prakerja ini. Poinnya pada
               tiga aspek. Pertama, pelatihan online dalam Prakerja tidak tepat diterapkan saat ini
               dan sebaiknya dihapus saja. Kedua, daftarnya susah dan sulit masuk. Ketiga, yang
               mendesak dibutuhkan masyarakat sekarang adalah sembako, bukan pelatihan,"
               jelas Anggia.

               Selain itu, Anggia menegaskan bahwa sebagian besar masyarakat, terutama pekerja
               informal, saat ini dalam kondisi tidak mempunyai penghasilan. "Semua pekerja
               informal, pedagang, buruh, penjual jasa, terpapar dampak pandemi. Sebaiknya
               program Prakerja lebih fokus menyasar pada apa yang dibutuhkan masyarakat.
               Bukan lagi konsep pelatihan," tuturnya.

               Sejumlah keluhan juga menyoal mekanisme pendaftaran. Banyak kelompok
               masyarakat telah mencoba daftar Prakerja tapi selalu gagal. "Pendaftaran dan
               pelatihan secara online itu segmennya hanya di perkotaan saja. Sementara sebagian
               besar masyarakat kita wilayah pedesaan. Itu ribet jika harus online. Tidak semua
               paham, tidak semua aksesnya lancar, terjangkau internet, dan tidak semua punya
               kuota," tandas Anggia.

               Dengan kondisi tersebut, Anggia menekankan betul agar pemerintah responsif dan
               gerak cepat menghadapi trial and error di lapangan. "Pemerintah harus
               mengevaluasinya. Teknis di lapangan menunjukkan mekanisme sekarang riskan
               dilanjutkan. Anggaran pelatihan Prakerja lebih baik dialokasikan untuk menambah
               kuota Prakerja. Lalu perjelas pembagian kuota untuk tiap provinsi dari kuota yang




                                                      Page 104 of 273.
   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110