Page 11 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 DESEMBER 2021
P. 11

KEMNAKER SEBUT KEBIJAKAN ANIES BASWEDAN NAIKKAN UMP DKI 2022 PICU
              POLEMIK
              Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah mengeluarkan Keputusan Gubernur DKI Jakarta
              Nomor 1517 Tahun 2021 yang menetapkan kenaikan upah minimum provinsi (UMP) Jakarta
              tahun 2022 sebesar 5,1 persen dari yang sebelumnya 0,8 persen.

              Menanggapi  hal  tersebut,  Kementerian  Ketenagakerjaan  pun  bersikukuh  penetapan  upah
              minimum harus mengacu pada PP Nomor 36 tahun 2021 tentang Pengupahan.

              "Karena  pengupahan  yang  telah  diatur  dalam  PP  36  Tahun  2021  telah  berdasarkan  pada
              kesepakatan  unsur  pemerintah,  pengusaha,  dan  pekerja/buruh,"  kata  Kepala  Biro  Humas
              Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Chairul Harahap, Senin (28/12/2021).

              Ia pun mengatakan, Kemnaker bakal memfasilitasi pihak-pihak yang berselisih akibat penetapan
              UMP DKI Jakarta 2022 ini. Karena tak bisa dipungkiri, menurut Chairul, penetapan upah yang
              tidak berdasarkan ketentuan tersebut menimbulkan polemik.

              "Dapat kami sampaikan bahwa penetapan upah yang tidak berdasarkan ketentuan yang berlaku
              akan menimbulkan polemik di masyarakat, seperti yang terjadi di Provinsi DKI Jakarta. Kemnaker
              siap hadir untuk memfasilitasi jika ada perbedaan pandangan termasuk kenaikan upah minimum
              di DKI, karena unsur pembinaannya yang kita kedepankan," ujar Chairul.

              Untuk diketahui, salah satu klausul dalam Kepgub terkait kenaikan UMP Jakarta tersebut berisi
              sanksi bagi pengusaha yang tidak menaikkan upah minimum sesuai dengan keputusannya.

              Adapun dengan dikeluarkannya keputusan gubernur itu, maka UMP DKI Jakarta 2022 ditetapkan
              sebesar Rp 4.641.854 dan berlaku per 1 Januari 2022.

              Pada klausul ketiga beleid tersebut dikatakan, pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah
              dari UMP dan bila telah memberi upah lebih tinggi, dilarang mengurangi atau menurunkan upah.

              "Perusahaan yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam diktum KETIGA, diktum
              KEEMPAT dan diktum KELIMA dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
              undangan," tulis Anies dalam keputusan gubernur itu.

              Namun  demikian,  kebijakan  revisi  UMP  Jakarta  tersebut  dikeluarkan  sebelum  Pemprov  DKI
              menerima surat balasan dari Kemnaker terkait revisi UMP tersebut.

              Diberitakan  Kompas.com,  Kepala  Dinas  Tenaga  Kerja,  Transmigrasi,  dan  Energi  DKI  Jakarta
              Andri Yansyah mengatakan, keputusan mengenai revisi UMP Jakarta sebenarnya memang tak
              mendapat restu dari pemerintah pusat.

              Anies telah menyurati Kemenaker pada 22 November 2021 yang isinya permintaan peninjauan
              ulang formula penghitungan UMP Jakarta.

              Namun  demikian,  ia  mengeluarkan  keputusan  gubernur  soal  revisi  kenaikan  UMP  pada  16
              Desember 2021 lalu, sebelum menerima surat balasan dari Kemenaker.


              Sementara, surat jawaban dari Kemenaker sendiri baru diberikan pada 18 Desember.
              "Keluar surat jawaban dari Kemenaker tanggal 18 Desember, intinya tetap bahwa penetapan
              upah minimum mengacu pada PP 36," kata Andri.

              Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kemnaker: Penetapan UMP Jakarta yang
              Tak Sesuai Ketentuan Timbulkan Polemik.

                                                           10
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16