Page 149 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 DESEMBER 2021
P. 149

Ringkasan

              Gelombang  aksi  massa  serikat  pekerja/  buruh  Jawa  Barat  belum  berhenti.  Mereka  tetap
              menuntut  Pemerintah  Provinsi  Jawa  Barat  untuk  merevisi  besaran  Upah  Minimum
              Kota/Kabupaten ( UMK ) 2022 yang telah ditetapkan pada 30 November 2021 lalu. Ribuan buruh
              dari berbagai daerah memadati Jalan Diponegoro tepatnya di depan halaman Kantor Gubernur
              Jabar, Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa, 28 Desember 2021.



              INGIN SEPERTI JAKARTA, BURUH JAWA BARAT MINTA GUBERNUR MEREVISI
              BESARAN UMK 2022

              Gelombang  aksi  massa  serikat  pekerja/  buruh  Jawa  Barat  belum  berhenti.  Mereka  tetap
              menuntut  Pemerintah  Provinsi  Jawa  Barat  untuk  merevisi  besaran  Upah  Minimum
              Kota/Kabupaten ( UMK ) 2022 yang telah ditetapkan pada 30 November 2021 lalu.

              Ribuan  buruh  dari  berbagai  daerah  memadati  Jalan  Diponegoro  tepatnya  di  depan  halaman
              Kantor Gubernur Jabar, Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa, 28 Desember 2021.

              Ketua DPD K-SPSI Jabar Roy Jinto mengatakan, aksi buruh yang digelar saat itu isunya sama
              dengan tuntutan yang sebelumnya.

              Bahwa  hanya  satu  tuntutan  adalah  meminta  Gubernur  Jawa  Barat  untuk  melakukan  revisi
              terhadap keputusan upah minimum yang sudah diterbitkan pada tanggal 30 November kemarin.

              "Dasarnya adalah pertama putusan MK yang kedua adalah pertumbuhan ekonomi dan inflasi
              Indonesia maupun Jawa Barat sedang dalam kondisi bagus, kemudian Bappenas juga merilis,
              dengan kenaikan upah minimum tahun 2022, 5,1% Pak Suharso Monoarfa menyampaikan maka
              akan meningkatkan daya beli paling tidak Rp180 triliun," ujarnya.

              Menurut dia, artinya kenaikan upah ini penyesuaian agar penghasilan kaum buruh tidak merosot
              dan kenaikan upah akan menyesuaikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

              "Dasar ketiga adalah Gubernur DKI (Anies Baswedan) sudah secara resmi merevisi keputusan
              upah minimumnya yang sudah dirilis diberbagai media termasuk kepgubnya. Dan hari ini yang
              lebih luar biasa kadin DKI sangat setuju kenaikan upah 5,1 persen yang diterbitkan Gubernur
              DKI," ujar dia.

              Artinya, lanjut Roy, tidak ada alasan pengusaha untuk tidak menaikan upah minimum. Hal itu
              hanya tinggal menunggu keberanian Gubernur Jawa Barat saja sebenarnya.

              "Kalau Gubernur Jawa Barat saja berani, saya kira nggak ada persoalan. Oleh karena itu hari ini
              kita  mendorong  Gubernur  Jawa  Barat  untuk  segera  merevisi  mengingat  upah  minimum  itu
              berlaku 1 Januari, maka waktunya sampai 31 Desember hari ini. maka Kita melakukan aksi 3
              hari dengan tujuan mendorong Gubernur untuk merevisi," tuturnya.
              Menurut Roy, apa yang dituntut buruh semuanya juga ada dasarnya.


              Gubernur DKI juga merevisi itu ada dasarnya baik yuridis maupun pertimbangan ekonomi.
              "Ekonomi tadi bahwa ekonominya sedang bagus, kedua adalah inflasi kita sedang tinggi 1,78
              persen.  Dengan  kebaikan  upah  minimum  hanya  maksimal  1,09  persen  itu  di  bawah  Inflasi,
              artinya tidak bisa menyesuaikan terhadap harga-harga. Oleh karena itu tidak ada alasan bagi
              Gubernur Jawa Barat untuk tidak merevisi itu," ucapnya.



                                                           148
   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153   154