Page 144 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 DESEMBER 2021
P. 144

BP2MI: PEKERJA MIGRAN ILEGAL BAYAR RP 10-15 JUTA KE CALO UNTUK
              BERANGKAT KE MALAYSIA
              Pekerja migran Indonesia yang berangkat secara ilegal ke Malaysia diketahui harus membayar
              uang berkisar antara Rp 10-15 juta kepada calo perekrut.

              Uang yang dibayarkan tersebut termasuk biaya tiket pesawat dari daerah asal ke Batam dan
              transportasi ke Malaysia.

              "Untuk biaya yang dikenakan kepada calon pekerja migran oleh calo atau sindikasi bervariasi,
              sekitar Rp 10-15 juta," kata Deputi Bidang Penempatan dan Pelindungan Kawasan Eropa dan
              Timur Tengah Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia ( BP2MI ) Irjen Achmad Kartiko
              dalam konferensi pers secara daring, Selasa (28/12/2021).

              Achmad  mengungkapkan,  para  pekerja  migran  yang  diberangkatan  secara  ilegal  ini  bukan
              tenaga profesional. Mereka adalah tenaga kerja serabutan.

              Menurut Achmad, para calo perekrut pekerja migran ilegal mengiming-imingi mereka gaji yang
              besar.

              "Mereka  dijanjikan  untuk  bekerja  di  tempat-tempat  dengan  gaji  tinggi  di  Malaysia.  Pada
              kenyataannya tidak seperti itu. Jadi ada unsur bujuk rayu dan tipu muslihat dari para calo-calo
              ini," tuturnya.

              Dalam kesempatan itu, Kepala BP2MI Benny Rhamdani mengatakan, pengiriman pekerja migran
              ilegal ke Malaysia dilakukan secara terorganisasi.

              Berdasarkan hasil investigasi tim BP2MI, dalam pelaksanaan pengiriman pekerja migran ilegal
              ini, ada calo-calo perekrut di daerah asal hingga pengurus transportasi di Bandara Hang Nadim,
              Batam, menuju pelabuhan di Tanjunguban.

              Adapun pemilik kapal yang mengirim dan menjemput pekerja migran ilegal ini bernama Susanto
              alias Acing.

              "Kami  meyakini  kegiatan  ini  terorganisasi  karena  ada  peran  masing-masing  pihak,  siapa
              menjalankan tugas apa dan di mana," kata Benny.

              Investigasi tersebut dilakukan BP2MI menyusul peristiwa tenggelamnya kapal yang mengangkut
              pekerja migran di perairan Johor, Malaysia beberapa waktu lalu.

              Menurut Benny, selama ini Susanto tak pernah tersentuh aparat penegak hukum. Karena itu,
              BP2MI pun menduga kuat bahwa kegiatan pengiriman PMI ilegal itu sudah berlangsung lama
              dan diketahui banyak pihak.

              "Dalam pelaksanaan kegiatannya, Susanto alias Acing tidak pernah tersentuh aparat keamanan
              dan aparat hukum," ujarnya.

              Benny menduga Susanto mendapatkan perlindungan dan dukungan (backing) kuat dari aparat
              keamanan dan penegak hukum setempat.

              Ia pun menduga ada keterlibatan anggota TNI Angkatan Udara (AU) dan Angkatan Laut (AL)
              dalam pengiriman pekerja migran ilegal ke Malaysia ini.

              Benny mengatakan, dia akan bertemu dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri
              Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan Menkopolhukam Mahfud MD terkait hasil investigasi BP2MI.



                                                           143
   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149